Jumat, 28 November 2014

mengapa perlu adanya pengembangan kurikulum

1.      MENGAPA PERLU ADANYA PENGEMBANGAN KURIKULUM ?
JAWABAN :
Menurut Mendikbud : Pengembangan kurikulum ini sudah ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Artinya apa? Kalau ada suatu dokumen RPJMN 2010-2014, ini artinya disusun tahun 2009, berarti 2009 sudah dievaluasi, 2010-2014 harus ada penataan kurikulum. Ini perintah RPJMN.
Dari sisi arah, sangat-sangat jelas. Arahnya adalah peningkatan kompetensi yang seimbang antara sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Tiga ini harus dimiliki. Yang dirisaukan orang bahwa anak-anak kita hanya memiliki kognitif saja, ini yang kita jawab. Kompetensi nantinya bukan urusan kognitif saja namun ada sikap, dan ketrampilan. Kompetensi ini didukung 4 pilar yaitu : produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Meskipun inovatif ini gabungan sifat produktif dan kreatif, namun kita taruh berdiri sendiri saja. Kalau seseorang produktif dan kreatif, tidak serta merta menjadi inovatif, tapi inovatif ini hanya bisa dibentuk kalau ada dua hal tersebut. Kalau ada beras ada ikan belum tentu otomatis bisa dimakan,tapi kalau tidak ada beras tidak ada ikan otomatis tidak ada yang bisa dimakan. Syaratnya ada beras, ada ikan.
Tentang afektif ini, kita ini rindu dengan kekuatan-kekuatan moralitas, sentuhan seni. Tentu saja dibingkai dengan ke-Indonesia-an. Ini sesuatu yang baru, uji publik kurikulum. Sebelumnya tidak pernah ada uji publik. Jadi ini kita lempar ke publik. Tujuannya apa? pertama supaya publik tahu akan ada kurikulum baru, kedua publik dapat berpartisipasi sehingga ada rasa memiliki atau sense of belonging. Dalam partisipasi ini siapa saja boleh memberi pandangan.
Apakah yang disentuh cuma mata pelajaran? Tentu saja tidak. Kalau kita bicara kurikulum, kita harus bicara 4 hal, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Proses ini berarti metodologi, atau pendekatan. Itu kurikulum keempat-empatnya, mata pelajaran hanya satu aspek saja, termasuk buku cuma satu aspek saja.
Yang pertama kita garap dalam penyusunan kurikulum adalah kompentensi apa yang akan kita capai. Anak kelas I SD diharapkan bisa apa, kelas V bisa apa, itu yang pertama ditentukan. Untuk ke situ apa yang harus dilakukan? Setelah kompetensi ditentukan, prosesnya harus ditentukan. Setelah itu cara evaluasinya harus ada, apakah sudah tercapai atau belum. Jadi perlu standar penilaian. Jadi mata pelajaran itu sesuatu yang kecil saja, suatu akibat saja.
Apa bedanya kurikulum yang dulu dengan yang sekarang? Kurikulum yang lama pun ada standar kompetensi, ada isinya, proses, dan penilaian. Dari situ kita review semua, sejak 2011 sudah kita review. Ketika ramai-ramainya PPKN, kita pelajari semua. Pendekatannya kita ubah. Kalau dulu mata pelajaran dulu ditetapkan, baru kompetensinya, sekarang kita ubah, kompetensinya dulu ditetapkan, baru menyusul mata pelajarannya. Pendekatannya adalah scientific-approach, atau pendekatan ilmiah.
2.      APA SAJA ELEMEN PERUBAHAN DALAM KURIKULUM 2013 ?

JAWABAN :
ada Kurikulum 2013 itu apa saja sih yang berubah? Bagaimana dengan 8 standar nasional pendidikan, apa juga berubah? Kompetensi apa saja yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dengan kurikulum 2013? Bagaimana kedudukan mata pelajaran dengan adanya kurikulum 2013, lebih banyak apa lebih sedikit? Jam pelajarannya tambah panjang apa lebih singkat? Banyak hal yang berubah dalam kurikulum 2013. Di sini akan saya bahas beberapa hal yang mendasar. Selamat menyimak. Description: icon smile Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (bagian 1)
Perhatikan diagram berikut.
Description: Screenshot from 2013 11 21 125229 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (bagian 1)
Ternyata di dalam kurikulum 2013 hanya ada 4 elemen perubahan yang mendasar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian.
A.    Untuk elemen SKL, semua jenjang pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap (afektif, attitude), ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).
Description: Kurikulum 2013 SD, SMP, SMA, SMK - Kompetensi Lulusan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Perubahan dalam standar kompetensi lulusan sekolah dasar yaitu :
·          Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
·         Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran sekarang dibalik atau berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan    dari kompetensi.
·         Pendekatan pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pendekatan tematik integratif untuk semua mata pelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6 yang asalnya pendekatan tematik integratif ini diberlakukan dan dikembangkan di kelas 1 sampai 3 saja.

B.     Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Untuk pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata pelajaran, jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran, jenjang SMA kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran, sedangkan jenjang SMK kompetensi dikembangkan melalui kejuruan (vokasional).



STANDAR ISI
Perubahan dalam standar isi sekolah dasar yaitu :
·         Holistik Berbasis Sains (alam, sosial dan budaya)
·         Jumlah mata pelajaran berubah dari 10 menjadi 6 mata pelajaran
·         Jumlah jam bertambah 4JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
masih berkaitan dengan elemen Standar isi, perhatikan tabel di bawah ini.
Description: Materi Pak Puger Kurikulum 2013 Google Drive Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (bagian 1)
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah mata pelajaran peserta didik lebih sedikit, tapi jumlah jam bertambah menjadi lebih panjang (bisa berarti anak sekolah pulang lebih siang atau menjelang sore hari). Kita juga bisa melihat bahwa untuk jenjang SMK ada pengurangan untuk mata pelajaran kelompok normatif-adaptif, sedangkan kelompok produktif bertambah.



C.    Untuk elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, bahkan sampai mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar kelas seperti perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan bahkan masyarakat sekitar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga dapat diperoleh dari buku, koran, TV, radio, internet. Dan sikap (attitude) tidak diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan suri tauladan yang baik.
STANDAR PROSES
Perubahan dalam standar proses di sekolah dasar yaitu:
·         Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
·         Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
·         Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
·         Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
·         Pembelajaran dilaksanakan tematik terpadu

Description: Materi Pak Puger Kurikulum 2013 Google Drive1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (bagian 1)
D.    Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian maka diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki semua rekaman kegiatan berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai instrumen utama penilaian. Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua jenjang pendidikan dasar sampai menengah.
STANDAR  PENILAIAN
Pada penilaian aspek yang dikembangkan pada kurikulum 2013 yaitu:
·         Penilaian berbasis kompetensi
·         Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
·         Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
·         Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
·         Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
·         Ekstrakurikuler Pramuka Wajib  

Description: Materi Pak Puger Kurikulum 2013 Google Drive2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 (bagian 1)

3.      BAGAIMANA STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PROSES PEMBANGUNAN ?
JAWAB :
Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (sekolah), guru salah satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.
Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:
1.      Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.      Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3.      Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5.      Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6.      Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7.      Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Description: pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
·         Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
·         Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
·         Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
·         Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
·         Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
·         Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud  meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
·          
Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi:
Description: Langkah-langkah pendekatan scientific
Langkah-langkah pendekatan scientific












4.      APA PERBEDAAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK PADA KURIKULUM 2006 DAN PADA KURIKULUM 2013 ?
JAWABAN :
Menurut para penyusun kurikulum 2013, perbedaan antara kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

Kurikulum 2006
Kompetensi Lulusan
1.   Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
2.     Belum menghasilkan Keterampilan sesuai kebutuhan
3.      Pengetahuan-pengetahuan lepas

Kurikulum 2013
Kompetensi Lulusan
1.      Berkarakter mulia
2.      Keterampilan yang relevan
3.      Pengetahuan-pengetahuan terkait

Kurikulum 2006
Materi Pembelajaran
1.     Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2.     Beban belajar terlalu berat
3.     Terlalu luas, kurang mendalam

Kurikulum 2013
Materi Pembelajaran
1.     Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2.     Materi esensial
3.     Sesuai dengan tingkat perkembangan anak


Kurikulum 2006
Proses Pembelajaran
1.        Berpusat pada guru (teacher centered learning)
2.        Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
3.        Buku teks hanya memuat materi bahasan

Kurikulum 2013
Proses Pembelajaran
1.      Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2.     Sifat pembelajaran yang kontekstual
3.     Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

Kurikulum 2006
Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif.
2.  Test menjadi cara penilaian yang dominan

Kurikulum 2013
Penilaian
1.  Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
                               2.  Penilaian test dan portofolio saling melengkapi

Kurikulum 2006
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.  Memenuhi kompetensi profesi saja
2.  Fokus pada ukuran kinerja

Kurikulum 2013
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
                                      . Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
                                      . Motivasi mengajar

Kurikulum 2006
Pengelolaan Kurikulum
1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum
                          tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan
                          peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

Kurikulum 2013
Pengelolaan Kurikulum
1.Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam
                                     pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
2.Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan
                                     mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta
                                    didik, dan potensi daerah
3.Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks
                                    dan pedoman


Permasalahan Kurikulum 2006
No Pe
1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2.  Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
3.  Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
4.  Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangansoft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5.  Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6.  Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap,keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak  menimbulkan multi tafsir.

Menurut kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam suatu jenjang pendidikan. Dalam Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan local dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misalnya untuk kurikulum SMP dan MTs terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan diri yang harus di berikan kepada peserta didik.

Pada Kurikulum 2013 nanti ada perubahan mendasar disbanding kurikulum sekarang, yaitu antara lain :
1.      Untuk SD meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintergrasian beberapa mata pelajaran :
·         IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dll.
·         IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
·         Muatan Lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
·         Mata pelajaran Pengembangan Diri diintergrasikan ke semua pelajaran

2.      Untuk SD menambah 4 jam pelajaran dalam per minggu akibat   perubahan proses pembelajaran dan penilaian.
3.       Untuk SMP meminimumkan jumlah mata pelajran dengan hasil dari 12 dapat dikurangi menjadi 10 melalui pengintergrasian beberapa mata pelajaran :
§  TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
§  Muatan Lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
§  Mata Pelajaran Pengembangan Diri diintergrasikan ke semua mata pelajaran.
4. Untuk SMP menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian

5.      BAGAIMANA PENDEKATAN DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 ?
JAWABAN :
Dalam draft Pengembangan Kurikulum 20013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji Publik, Kemendikbud).
Apakah ini sesuatu yang baru dalam pendidikan kita? Saya meyakini, secara konseptual proses pembelajaran yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 ini bukanlah hal baru. Jika kita cermati  kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 (KTSP), pada dasarnya menghendaki proses pembelajaran yang sama seperti  apa yang tersurat dalam Kurikulum 2013 di atas.
Pada periode KBK dan KTSP, kita telah diperkenalkan atau bahkan kebanjiran dengan aneka konsep pembelajaran mutakhir, sebut saja: Pembelajaran Konstruktivisme, PAKEM, Pembelajaran Kontekstual, Quantum LearningPembelajaran Aktif, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Pembelajaran Inkuiri, Pembelajaran Kooperatif dengan aneka tipenya, dan sebagainya.
Jika dipersandingkan dengan Kurikulum 2013, konsep-konsep pembelajaran tersebut pada intinya tidak jauh berbeda. Permasalahan muncul ketika ditanya, seberapa jauh konsep-konsep pembelajaran mutakhir tersebut telah terimplementasikan di lapangan?
Berikut ini sedikit cerita saya tentang contoh kasus implementasi pembelajaran mutakhir selama periode KBK dan KTSP, yang tentunya tidak bisa digeneralisasikan. Dalam berbagai kesempatan saya sering berdiskusi dengan beberapa teman guru, dengan mengajukan pertanyaan kira-kira seperti ini:
Anggap saja dalam  satu semester terjadi 16 kali pertemuan tatap muka, berapa kali Anda melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan konsep pembelajaran mutakhir?
Jawabannya beragam, tetapi sebagian besar tampaknya cenderung menjawab bahwa pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan pembelajaran konvensional dengan kekuatan intinya pada penggunaan metode ceramah (Chalk and Talk Approach).
Berkaitan dengan permasalahan implementasi pendekatan dan metode pembelajaran mutakhir dalam KBK dan KTSP, setidaknya saya melihat ada 2 (dua) sisi permasalahan yang  berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan:
1.  Masalah keterbatasan keterampilan (kemampuan).
Untuk masalah yang pertama ini dapat dibagi ke dalam dua kategori: (a) kategori berat, yaitu mereka yang menunjukkan ketidakberdayaan. Jangankan untuk mempraktikan jenis-jenis pembelajaran mutakhir, mengenal judulnya pun tidak. Yang ada dibenaknya, ketika mengajar  dia berdiri di depan kelas – atau bahkan hanya duduk di kursi guru- sambil berbicara menyampaikan materi pelajaran mulai dari awal sampai akhir pelajaran, sekali-kali diselingi dengan tanya jawab. Itulah yang dilakukannya secara terus menerus sepanjang tahun;  dan (b) kategori sedang. Relatif lebih baik dari yang pertama, mereka sudah mengetahui jenis-jenis pembelajaran mutakhir tetapi mereka masih mengalami kebingungan dan kesulitan untuk menerapkannya di kelas, mereka bisa mempraktikan satu atau dua metode pembelajaran mutakhir tetapi dengan berbagai kekurangan di sana-sini.
2. Masalah keterbatasan motivasi (kemauan).
Untuk masalah yang kedua ini, pada umumnya dari sisi kemampuan tidak ada keraguan. Mereka sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran mutakhir yang lumayan, tetapi sayangnya mereka kerap dihinggapi penyakit keengganan untuk mempraktikannya. Mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari berbagai pelatihan dan workshop yang diikutinya. Sepulangnya dari kegiatan pelatihan, semangat mereka berkobar-kobar, nge-full bak batere HP yang baru di-charge, tetapi lambat laun semangatnya memudar dan akhirnya padam, kembali menggunakan cara-cara lama. Hasil pelatihan pun akhirnya menjadi sia-sia.
Kembali kepada persoalan Pendekatan dan  Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Pemerintah saat ini telah menyiapkan strategi pelatihan bagi guru-guru untuk kepentingan implementasi Kurikulum 2013. Hampir bisa dipastikan, salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan ini yaitu berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan dan  metode pembelajaran yang sejalan dengan Kurikulum 2013.
6.      BAGAIMANA PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 ?
JAWABAN :

Sistem penilaian dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013 memiliki prisip-prisip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat meleksanakan penilaian. Untuk implementasikan kurikulum 2013 baik pada jenjang menengah (SMP/MTs, SMA/MA SMK/MAK) adalah:
4.      Sahih
Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksugnya penilaian didasarkan pada data yang memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur.
5.      Objektif
Penilaian objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjectivitas penilaian (guru).
6.      Adil
Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi) kebutuhan khusus serta memiliki perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan gender.
7.      Terpadu
Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila guru yang merupakan salah satu komponen tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran.
8.      Terbuka
Penialian harus memenuhi prinsip keterbukaan dimana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
9.      Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru dan mestinya mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa.
10.  Sistematis
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.
11.  Beracuan kriteria
Apabila penilaian yang dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

12.  Akuntabel
Penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggung jawabankan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
13.  Edukatif
Memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar