Jumat, 28 November 2014

Laporan peta 11

LAPORAN
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
“PETA BATANG PARAMBAHAN”
‘KABUPATEN SIJUNJUNG’


Description: D:\logo unp.jpg

OLEH
DEVIN ARDHI SAPUTRA
1205894/2012

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum geomorfologi dengan yang semestinya.
Laporan ini  dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pratikum geomorfologi dijurusan pendidikan geografi Universitas Negeri Padang dengan harapan semoga laporan ini dapat memenuhi harapan semua pihak.
Dalam pembuatan laporan ini penulis telah banyak mendapat panduan dan saran dari berbagai pihak, untuk itu penulis berterima kasih kepada Dosen pembimbing, orang tua, teman-teman, dan semua pihak yang telah mendukung terciptanya laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dengan lapang dada untuk kesempurnaan pembuatan laporan  di masa yang akan datang.

Padang, November 2014

                                                                                                                             Penulisan


i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I  : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C.     Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II  : PEMBAHASAN
A.    Pendekatan Survei Geomorfologi.............................................................................. 3
B.     Alat- alat Pratikum Geomorfologi.............................................................................. 4
C.     Bahan Pratikum dan Cara Pembuatannya.................................................................. 4
D.    Diagram Urutan Pembuatan Peta............................................................................... 14
BAB III: PENUTUPAN       
A.    Kesimpulan................................................................................................................. 15
B.     Saran........................................................................................................................... 16




ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
            Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentangan alam atau bentuk permukaan bumi. Dalam mata kuliah jurusan geografi, geomorfologi sangatlah penting karna dapat member informasi bagaimana ciri khas atau bentuk pada suatu lahan yang baik atau tidak dalam suatu daerah, dan juga dapat mengkajai kelayakan dalam penempatan segalanya. Pratikum Geomorfologi merupakan mata kuliah bersyarat setelah dapat lulus dari mata kuliah Geomorfologi Indonesia dimana ini mengkaji seluruh bentangan alam yang ada di indonesia. Namun sebelum Geomorfogi Indonesia, kita haruslah lulus terlebih dahulu mata kuliah Geomorfologi umum.
Pratikum Geomorfologi merupakan pengaplikasian dari ilmu geomorfologi dimana kita di ajarkan dan di wajibkan membuat peta 11 dengan keterangan selengkapnya seperti yang ada pada unsur- unsur peta. Peta sebelas (11) seperti : peta topografi, peta geologi, peta jenis tanah, peta DAS, peta satuan bentuk lahan, peta satuan lahan, peta orde sungai Horton, peta orde sungai strahler, peta terapan geomorfologi, dan peta lereng.
B.  RUMUSAN MASALAH
Pada kesempatan kali ini penulis hanya akan membahas mengenai tentang :
  1. Apa saja pendekatan survei dalam geomorfologi?
  2. Alat- alat apa saja yang di gunakan pada pratikum geomorfologi?? 
  3. Bahan- bahan apa saja yang di perlukan dan cara pembuatannya dalam pratikum geomorfologi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1.      Dapat mengetahui apa saja pendekatan survei di dalam geomorfologi?
2.      Untuk mengetahui alat- alat apa saja yang di gunakan dalam pratikum geomorfologi?
3.      Untuk mengetahui bahan- bahan yang di gunakan dalam pratikum dan mengetahui bagaimana cara pembuatannya
4.      Megetahui bentuk urutan dalam pembuatan peta dalam bentuk subuah diagram

















BAB II
PEMBAHASAN
            Dalam mata kuliah pratikum geomorfologi, kami mempelajari dalam 2 bentuk yakni pratikum dalam bentuk manual dan pratikum dalam bentuk digital. Pratikum geomorfologi mempunyai pendekatan survei geomorfologi, dimana ketrangan lebih lengkapnya sebagai berikut :
A.      Pendekatan Survei Geomorfologi
1.      Pendekatan Survei Analitik
Penggunaan dalam pendekatan ini meliputi peta morfologi, geologi, tanah, hidrologi, dan penggunaan lahan. Dalam pendekatan ini dapat di gunakan dalam terapan  geomorfologi seperti, peta bahaya, peta kerentanan, peta resiko, peta kemampuan lahan, peta kesuaian lahan, peta keterlintasan jalan.
2.      Pendekatan Survei Sintetik
Pnedekatan ini meliputi sebagai berikut :
·         Morfografi, berupa lapangan atau lokasi.
·         Morfogenesis, berupa kemiringan lereng atau ketinggian suatu tempat.
·         Morfokronologi, berupa asal usul suatu bentuk lahan.
·         Morfokronologi, berupa urutan pembentukan bentuk lahan dari yang muda hingga tua (dilihat dari umur batuan).
·         Morfoasosiasi, berupa kaitan suatu bentuk lahan dengan bentuk lahan yang lain.
3.      endekatan Survei Pragmatik
Berupa gabungan dari pendekatan survei analitik dan pendekatan survei sintetik.
4.        Alat-  Alat Yang Digunakan Dalam Pratikum Geomorfologi
1)        Kertas kalkir
2)        Selotip
3)        Pena rapido
4)        Rol sablon
5)        Tinta
6)        Rol biasa
5.        Bahan Pratikum dan cara pembuatannya
Sebelum masuk dalam bahan- bahan yang di gunakan dalam pratikum, terlebih dahulu harus di ketahui bahwa DAS wajib di buat dalam setiap jenis peta, kecuali peta jenis tanah.
1)   Peta Topografi atau RBI
Peta topografi sendiri  adalah peta yang memiliki posisi secara vertikal dan horizontal yang isinya terdiri dari relief, perairan, tumbuh- tumbuhan, dan hasil budaya manusia. Dalam pratikum geomorofologi, peta topografi dapat di peroleh di PSDA ( ). Peta topografi dapat di gunakan untuk peta lereng dan peta penggunaan lereng.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS (dijiplak)  dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur peta . Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Pena rapido yang dipakai tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendiri menggunakan ukuran 0, 5, dan untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3, dan untuk konturnya menggunakan 0, 2 beserta untuk tulisan di dalam DAS dan keterangannya. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
2)   Peta Geologi
Peta geologi merupakan salah satu peta yang penting dalam pratikum geomorfologi, karna dapat digunakan untuk peta satuan lahan litologi ke peta satuan bentuk lahan, dan peta satuan lahan. Peta geologi ini dapat di ambil dari Dinas Pertambangan yang ada pada daerah yang akan kita buat pada peta di dalam pratikum.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS dengan menggunakan pena rapido yang telah di minta dari Dinas Pertambangan daerah DAS setempat.
Ø  Pena rapido yang dipakai  tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendiri menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
Ø  Setelah selesai DAS nya, baru buat jenis- jenis batuan yang ada pada DAS tersebut beserta dengan keterangan . Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Setelah selesai DAS nya, baru buat jenis- jenis batuan yang ada pada DAS tersebut beserta dengan keterangan yang lengkap berdasarkan unsur- unsur peta.
3)   Peta Jenis Tanah
Peta ini juga tidak jauh pentingnya juga dalam pratikum, ini di sebabkan karna dalam pembuatan peta satuan lahan di butuhkan untuk mengoverlay dengan
peta- peta lainnya. Peta ini di dapat dari Dinas Pertanian atau pada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta  (dijiplak)  dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari di Dinas Pertanian atau BNPB dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
4)   Peta DAS (Daerah Aliran Sungai)
Peta DAS merupakan satu kesatuan yang berfungsi untuk membagi air. Dalam pratikum mapping unit atau satuan pemetaan dalam pratikum geomorfologi adalah DAS. DAS ini bisa di cari dengan Peta Topografi atau RBI, Citra, Dem (Digital Elevation Modle atau digital ketinggian 3D).
Tahapan dalam mencari DAS dari peta topografi :
·         Amati dari bagian hulu sungai (semuanya)
·         Amati titik ketinggian atau triagulasi di sekitar hulu sungai.
·         Amati garis kontur yang membentuk igir atau punggungan yang berbeda di sekitar titik ketinggian/ hulu sungai.
·         Extraporasi atau penarikan garis pada igir yang berada di luar hulu sungai.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS (dijiplak) dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari pada peta topografi dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendir menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
5)   Peta Lereng
Peta lereng sendiri di ambil dari peta topografi atau peta RBI. Untuk dapat membuat peta lereng di perlukan sebuah rumus : jumlah garis kontur yang memotong garis diagonal dikurang dengan 1, lalu di bagi dengan antara panjang diagonal yang memotong garis kontur dan skala. Namun terlebih dahulu  skala dan panjang diagonal yang memotong garis kontur di kali, maka baru bisa di bagi. Setalah itu baru di kali dengan 100%, maka dapat hasil dan dapat mengklasifikasian dalam lereng pada peta.
Klasifikasi Lereng:
v  0- 2%        =  datar
v  3- 8%        =  landai
v  9- 15%      =  miring
v  16- 25%    =  agak curam
v  26- 45%    = curam
v  46- 65%    = sangat curam
v  > 66%       = terjal
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta (dijiplak) dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari pada peta topografi dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Sebelum itu kita harus mencopy peta topografi untuk di jadikan sebagai buram mencari klasifikasi lereng dengan rumus di atas, lalu tarik garis besarnya dan buat peta berdasarkan klasifikasinya.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendiri menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi  dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
6)     Peta Satuan Bentuk Lahan
Peta satuan bentuk lahan ini mengacu pada aspek – aspek sebagai berikut:
a)      Aspek Morfologi, terbagi atas 2 yaitu Morfografi dimana mengkofigurasi permukaan bumi, dan Morfometri yaitu kelas lereng.
b)      Aspek Morfogenesis, dapat di lihat dari peta geologi, peta  jenis tanah, dan struktur batuan.
c)      Aspek morfokronologi, yaitu urutan dari bentukan pembentukan lahan dimana dapat di lihat dari umur batuan.
d)     Aspek morfoasosiasi, yaitu berdasarkan  lingkungannya.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Overlay peta geologi dan peta lereng yang sudah di klasifikasikan (khusus untuk peta geologi, jenis batuannya harus di rubah dalam jenis morfologinya, contoh andesit di jadikan Vulkanik).
Ø  Jika dalam lereng ketinggiannya + 500 M, berarti termasuk dalam pegunungan, namun jika kurang dapat di katergorikan dengan perbukitan.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya yang disesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta (dijiplak)  dengan menggunakan pena rapido yang telah di overlay dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta.
Ø  Jika dalam peta ada daerah yang sama yang berdekatan, maka garis pembatas keduanya di hilangkan dan dijadikan satu daerah.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendir menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
7)        Peta Penggunaan Lahan
Peta penggunaan lahan ini adalah salah satu terpenting dalam pratikum geomorfologi, itu semua di karenakan peta penggunaan lahan diperlukan dalam overlay untuk membentuk peta satuan lahan dengan peta- peta lainnya.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS (dijiplak) dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari pada peta topografi dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Penggunaan lahan di cari pada peta topografi beserta dengan keterangnnya.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendir menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
8)      Peta Satuan Lahan
Peta satuan lahan adalah peta yang dekat dengan permukaan bumi yang memiliki karateristik tertentu yang masih dapat dipetakan. Dalam pembuatan peta ini bisa di katergorikan sedikit sulit dari yang lain. Itu dikarenakan karna dalam pembuatan lahan kita perlu mengoverlay 5 peta, yakni: peta satuan bentuk lahan, peta lereng, peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, dan peta geologi.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Overlay peta geologi dan peta lereng yang sudah di klasifikasikan (khusus untuk peta geologi, jenis batuannya harus di rubah dalam jenis morfologinya, contoh andesit di jadikan Vulkanik), peta satuan bentuk lahan, peta jenis tanah, dan peta penggunaan lahan.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta (dijiplak)  dengan menggunakan pena rapido yang telah di overlay dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Jika dalam peta ada daerah yang sama yang berdekatan, maka garis pembatas keduanya di hilangkan dan dijadikan satu daerah.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendiri menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
9)      Peta Terapan Geomorfologi (Tingkat Bahaya Longsor)
Peta terapan geomorfologi ini berhubungan dengan peta  satuan lahan. Itu dikarenakan karena peta terapan ini dapat di cari jika peta satuan lahannya sudah di tentukan jenisnya atau bisa dikatakan bahwa data dari peta terapan ini berasal dari peta satuan lahan. Dalam hal ini saya sebagai penulis mengambil peta terapan geomorfologi tingkat bahaya longsor dimana untuk mendapatkan peta kita harus mencari memakai rumus. Sebagai contoh sebagai berikut :
Misalkan dalam peta satuan lahan mengoverlay 5 buah peta dimana dalam intervalnya tersebut paling tinggi 5 dan paling rendah 1 setelah di beri kelas dalam masing- masing peta. Lalu kita akan membuat peta tingkat bahaya longsor ini menjadi  3 buah kelas (K) yaitu kelas rendah, sedang, dan tinggi.
i = c – b  = 5. 5 – 1. 5 = 20 : 3= 6
       K                3
5 = interval tertinggi
5 = jumlah dari peta yang di overlay
1 = jumlah interval terendah
K = jumlah kelas yang akan di buat
Setelah di cari ternyata jarak kelas lerengnya adalah 6, maka dari itu kita harus cari dari berapa ke berapa untuk menentuka kelas lerengnya.
5- 11         = rendah
12- 18       =  sedang
>19           = tinggi
5 adalah jumlah dari interval yang terendah lalu di tambah dengan 6 dari hasil rumus tadi untuk menentukan kelas lerengnya. Sebaiknya di buat di kertas buram terlebih dahulu, lalu bisa di buat di kertas kalkir dengan sempurna.
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan peta satuan lahan untuk panduan membuat peta terapan geomorfologi tingkat bahaya longsor dan cari seperti pada contoh di atas.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS (dijiplak) dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari pada peta topografi dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendir menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.
10)  Peta Orde aliran Strahler
Pada peta ini, kita hanya memahami dan menganalisisnya serta memerlukan DASnya saja serta perlu mengklasifikan dan memberikan keterangannya sebagai berikut :
                        1 = untuk anak sungai
                        2= cabang sungai induk
                        3=  sungai induk
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS (dijiplak) dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari pada peta topografi dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya. Lalu tandai dalam DAS tersebut sesuai dengan klasifikasinya.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendir menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5
11)  Peta Orde Sungai Horton
Peta ini tidak jauh beda dengan peta orde sungai strahler, yang hanya membedakan adalah jenis klasifikasinya saja, dimana sebagai berikut :
                        1 = untuk anak sungai
                        2= untuk gabungan anak sungai
                        3= cabang sungai induk
                        4= sungai induk
Cara pembuatan peta di kertas kalkir.
Ø  Siapkan kertas kalkir berukuran A3, pena rapido, dan penggaris, dan rol sablon untuk keterangannya.
Ø  Garis tepi pada kertas kalkir, lalu setelah itu buat peta DAS (dijiplak) dengan menggunakan pena rapido yang telah di cari pada peta topografi dengan keterangan lengkap berdasarkan unsur- unsur pada peta. Pembuatan keterangan menggunakan rol sablon yang di sesuaikan dengan pena rapidonya. Lalu tandai dalam DAS tersebut sesuai dengan klasifikasinya.
Ø  Pena rapido yang dipakai itu tergantung dari ukurannya. Biasanya untuk DAS sendir menggunakan ukuran 0, 5, untuk garis tepi dan pembuatan nama menggunakan 0, 3 serta 0, 2 untuk keterangan dan tulisan di dalam DAS. Dalam paket rapido terdapat 3 jenis ukuran yakni, 0, 2; 0, 3; 0, 5.



Text Box: P. Jenis TanahText Box: P. GeologiText Box: CitraText Box: P.TopografiSKEMA PEMBUATAN PETA SEBELAS

Text Box: P. DAS,Text Box: P. Lereng,Text Box: P. Penggunaan Lahan,Text Box: P. Satuan Bentuk Lahan,Text Box: Overlay,Text Box: P. Satuan Litologi
 









ANALISIS
 
                                                                              Text Box: P. Satuan Lahan                      
Text Box: P. Orde Sungai Horton dan Strahler,Text Box: P. Terapan Geomorfologi
 









BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Pada kesempatan ini, pendekatan survei geomorfologi terbagi atas :
Ø  Pendekatan Survei Analitik
Ø  Pendekatan Survei Sintetik
Ø  Pendekatan Survei Pragmatik
Alat-  Alat Yang Digunakan Dalam Pratikum Geomorfologi adalah :
Ø  Kertas kalkir
Ø  Selotip
Ø  Pena rapido
Ø  Rol sablon
Ø  Kertas millimeter
Bahan Pratikum yang di gunakan, antara lain :
Ø  Peta Topografi atau RBI
Ø  Peta Geologi
Ø  Peta Jenis Tanah
Ø  Peta DAS (Daerah Aliran Sungai)
Ø  Peta Lereng
Ø  Peta Satuan Bentuk Lahan
Ø  Peta Penggunaan Lahan
Ø  Peta Satuan Lahan
Ø  Peta Terapan Geomorfologi (Tingkat Bahaya Longsor)
Ø  Peta Orde aliran Strahler
Ø  Peta Orde Sungai Horton
       Untuk diagram urutan dalam pembuatan peta sendiri bisa di lihat dari gambar yang berada pada lembar pembahasan.



B.     Saran
          Penulis mengharapkan dengan adanya laporan ini, kita semua dapat memahami bagaimana Proses dalam pembuatan peta sebelas (11) ini, dan bagaimana proses dari pengambilan data sampai peta menjadi peta yang sempurna berdasarkan dari unsur- unsure peta yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui daerah- daerah yang mempunyai lereng yang tinggi, tingkat bahaya longsor, tempat- tempat dalam penggunaan lahan, dan sebagainya yang dapat member keuntungan pengetahuan baik secara moril atau materil.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar