Jumat, 28 November 2014

KONSEP DASAR EVALUASI

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran.Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tangguang jawab guru dalam pembelajaran,yaitu ngevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.Kompotensi tersebut sejalan pula dengan instrumen penilaian kemampuan guru,yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi.

A.           Pengertian Evaluasi,Penilaian dan Pengukuran
          Evaluasi,penilaian dan pengukuran merupakan istilah yang,membingungkan tentang persaman dan perbedaan antar istilah tersebut dalam ruang lingkup masing-masing.Evaluasi lebih luas rung lingkup maupun fokusnya dari pada penilaiian,sedangkan penilaian merupakan bagian dari ruang lingkupnya.
          Sebagai contohnya,hal yang igin dinilai adalah sistem pembelajaran ,maka runga lingkupnya adalah semua komponen pembelajaran dan istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi.Hasil evaliasi yang bersifat kuantitatif disebut dengan pengukuran.
1.             Pengertian Evaluasi
          Evalusi merupakan suatu komponen yang penting dalam dan tahapan yang ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.Proses dan hasil evaluasi akan dipengaruhi oleh beragam pengamatan,latar belakang dan pengalaman praktis dan evefator it sendiri.
Pemahaman evaluasi menurut para ahli :
a.         Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
b.        Menurut Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
c.         Menurut Guba an Lincoln ( 1985 ) evaluasi merupakan suatu proses yang menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti,jadi pada evaluasi ini menitik beratkan pada nilai dan arti.
d.        Menurut Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses yang dirancang secara sistematis dan terencana dalam rangka untuk membuat alternatif-alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya.
e.         Menurut Sutarsih dan Kadarsih yang dikutip oleh Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses untuk memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

            Jadi dapat disimpukan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sitematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas ( nilai dan arti ) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka membuat keputusan.Gambaran yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan.Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan,dalam artian terencana,sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus menerus.

2.             Tujuan evaluasi
a.              Mengukur kemajuan
b.             Menunjang penyusunan rencana
c.              Memperbaiki dan melakukan penyempurnaan kembali
Disamping itu tujuan evalusia juga menentukan kualitas sesuatu,terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti.S.Hamid Hasan  (1988),secara tegas membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut.
“Pemberian nilai diakukan apabila seorang elevator memberikan pertimbngannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar.Jadi,pertimbangan uyang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluasi itu sendiri...Sedangkan arti nilai,berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu kontes tertentu...Tentu saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi baik proses pemberian keputusan tenang nilai dan proses keputusan tentang arti,tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus sesuai meliputi keduanya”.

3.                  Manfaat Evaluasi
a.      Bagi siswa,
Siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
b.      Bagi guru,
1)      Guru akan mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.
2)      Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.
3)      Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum.
c.       Bagi sekolah:
1)      Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.
2)      Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
3)      Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standart atau belum. Pemenuhan standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.


B.            Penilaian
1.             Pengertian Penilaian
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessmant,bukan dari istilah evaluation.Depdikbud (1994 ) mengemungkakan “penilaian merupakan suatu kegiatan yang memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang dicapai siswa.
Sedangkan menurut Grounlund,penilaian merupakan suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,analisis dan interpretasi  informasi /data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah encapai tujuan pembelajaran.
Anthony J.Nitko (1996 ) menyatakan bahwa penilaian lebih difokuskan pada peserta didik sebagai subjek belajar dan tidak sedikitpun pada peserta didik sebagai subjek belajar dan tidak sedikitpun menyinggng komponen –komponen pembelajran laiannya.
Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses atau kegitan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan – keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Keputusa tentang peserta didik sesuai dengan jenjang atau jenis program pendidikan ,bimbingn dan konseling dan menyeleksi peserta didik untuk pendidkan lebih lanjut.Keputusan penilaian terhadap suatu hasil belajar sangat bermanfaat untuk memuntuk membantu peserta didik merefleksikan apa yang mereka ketahui ,bagaimana mereka belajar dan mendorong tanggung jawab dala belajar.
Implikasinya adalah kegitan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis.Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar peserta didik merupakan indikator keberhasilanya dalam pembelajaran.




2.             Jenis – jenis Penilaian dan Pengguanaannya
a.             Jenis penialian berdasarkan fungsinya :
a)             Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Sedangkan menurut Winkel evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
1)             Fungsi dan Tujuan Evaluasi Formatif
Fungsi dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki proses belajar-mengajar.
2)             Manfaat Evaluasi
Dalam evaluasi formatif ini, ada beberapa manfaat yang dingkap oleh Suharsimi Arikunto yaitu manfaat bagi siswa, guru dan program sekolah yang penjabarannya sebagai berikut:
Manfaat bagi siswa:
a)      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh atau belum
b)      Merupakan penguatan bagi siswa dan memperbesar motivasi siswa untuk belajar giat
c)      Untuk perbaikan belajar siswa
d)     Sebagai diagnosa kekurangan dan kelebihan siswa
Manfaat bagi guru:
a)      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa
b)      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai siswa
Manfaat bagi program sekolah:
a)      Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat atau tidak
b)      Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan
c)      Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai atau tidak
d)     Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat atau tidak (Arikunto, 1996: 34-36)
4)             Waktu Pelaksanaan
Sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi formatif, maka evaluasi ini dilakukan untuk menilai hasil belajar jangka pendek dari suatu proses belajar mengajar atau pada akhir unit pelajaran yang singkat yaitu satuan pelajaran. Sebab perbaikan belajar mengajar itu hanya mungkin jika dilakukan secara sistematis dan bertahap.
5)             Aspek Tingkah Laku Yang Dinilai
Aspek tingkah laku yang dinilai dari evaluasi formatif ini cenderung terbatas pada segi kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (ketrampilan) yang terkandung dalam tujuan khusus pelajaran. Untuk menilai segi afektif (sikap dan nilai), maka penggunaan penilaian formatif tidaklah tepat. Sebab untuk menilai perkembangan segi afektif ini diperlukan periode pengajaran yang cukup panjang.
6)             Cara Menyusun Soal
Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif, maka evaluasi ini harus disusun dengan sedemikian rupa sehingga benar-benar mengukur tujuan khusus pengajaran yang dicapai. Oleh karena itu, soal harus dibuat secara langsung dengan menjabarkantujuan khusus pengajaran ke dalam bentuk pertanyaan. Pada evaluasi formatif ini, masalah tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap-tiap soal tes tidak begitu penting.

7)             Pendekatan Evaluasi Yang Digunakan
Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif, maka sasaran penilaian adalah kecakapan nyata setiap peserta didik. Oleh karena itu, pendekatan dalam penilaian evaluasi formatif adalah penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak.
8)             Cara Pengolahan Hasil Evaluasi
Ada beberapa cara pengolahan hasil evaluasi formatif. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menghitung presentase peserta didik yang gagal dalam setiap soal. Dengan melihat hasil presentase ini, guru akan dapat mengetahui sejauh mana tujuan khusus pengajaran (TKP) yang bersangkutan dengan soal telah dicapai atau dikuasai oleh kelas.
2.      Menghitung presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan. Dengan kata lain, berapa persen kah dari bahan yang telah disajikan itu dikuasai kelas. Cara pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan, apakah keterangan apakah kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan telah tercapai.
3.      Menghitung presentase jawaban yang benar yang dicapai setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan. Dengan angka presentase ini, guru akan dapat mengetahui sampai berapa jauh penguasaan setiap peserta didik atas bahan yang telah diajarkan. Dengan kata lain, sejauh mana tingkat keberhasilan setiap peserta didik atas unit pengajaran yang telah diajarkan ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan atau yang telah ditetapkan.
9)             Penggunaan Hasil Evaluasi
Hasil pengolahan evaluasi formatif sebagaimana disebutkan di atas, dapat digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
1.      Atas dasar angka presentase peserta didik yang gagal dalam setiap soal. Guru dapat mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang bersangkutan dengan soal tes perlu dibicarakan lagi secara umum atau tidak.
2.      Atas dasar angka presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan, guru dapat menilai dirinya sendiri mengenai kemampuannya dalam mengajar. Jika angka itu belum mencapai kriteria keberhasilan umpamanya, maka guru akan mencari sebabnya dan kemudian ia akan memikirkan perbaikan-perbaikan apa yang perlu diadakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga kriteria keberhasilan itu dapat tercapai.
3.      Dengan mengetahui presentase jawaban yang benar dari setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan, guru dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada setiap peserta didik sehingga guru mendapat bahan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan apakah peserta didik perlu dapat bantuan atau pelayanan khusus dari guru untuk mengatasi kesulitan dalam belajar. (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173)

b)            Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya.
Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
Adapun tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Berikut ini beberapa hal yang berhubungan dengan evaluasi sumatif yang terdapat dalam buku karangan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang berjudul “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179), sebagai berikut:


1)             Fungsi Evaluasi Sumatif
Fungsi evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar peserta didik.
2)             Manfaat Evaluasi Sumatif
Berikut ini merupakan beberapa manfaat yang didapat dari evaluasi sumatif
1.      Untuk menentukan nilai
2.      Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidak mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya
3.      Untuk mengisi catatan kemampuan siswa
3)             Waktu Pelaksanaan
Sesuai dengan fungsi evaluasi, maka evaluasi sumatif ini dilakukan untuk menilai hasil belajar jangka panjang dari suatu proses belajar mengajar seperti pada akhir program pengajaran.
4)             Aspek Tingkah Laku Yang Dinilai
Karena evaluasi sumatif merupakan untuk menilai hasil jangka panjang, maka aspek tingkah laku yang dinilai harus meliputi segi kognitif (pengetahuan), psikomotor (ketrampilan) dan afektif (sikap dan nilai).
5)             Cara Menyusun Soal
Penilaian sumatif ini merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir program pengajaran. Ini berarti bahan pengajaran yang menjadi sasaran penilaian cukup luas dan banyak. Oleh karena itu, tidak efisien jika soal-soalnya disusun atas dasar tujuan khusus pengajaran (TKP) seperti pada evaluasi formatif. Akan tetapi penyusunan soal-soalnya harus didasarkan pada tujuan umum pengajaran (TUP) yang ada di dalam program pengajaran tersebut.
Selanjutnya, karena tujuan evaluasi sumatif itu untuk menentukan angka kemajuan setiap peserta didik yang di antaranya untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus tidaknya, maka masalah tingkat kesukaran soal harus diperhatikan. Artinya, soal-soal itu harus disusun sedemikian rupa sehingga mencakup yang mudah, sedang dan sukar yang jumlahnya perbandingannya sekitar 3 : 5 : 2, perbandingan ini tidak harus mutlak demikian. Masalah tingkat kesukaran soal ini dimaksudkan agar hasil penilaian dapat memberi gambaran mengenai tingkat kecerdasan atau kemampuan atau kepandaian tiap-tiap peserta didik atas dasar klasifikasi kurang, sedang dan pandai.
Di samping masalah tingkat kesukaran soal, pada evaluasi sumatif ini diperhatikan daya pembeda dari setiap soal. Artinya setiap soal harus mempunyai daya untuk membedakan peserta didik yang pandai dengan yang kurang atau tidak pandai. Tapi tingkat kesukaran dan daya pembeda suatu soal itu hanya dapat diketahui melalui analisis soal setelah tes itu dicobakan. Untuk itu perlu diperhatikan pengetahuan lebih lanjut mengenai teknik penilaian pendidikan yang menyangkut masalah “analisis soal”.
6)             Pendekatan Evaluasi Yang Digunakan
Pada evaluasi sumatif, ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai: 1) penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak dan 2) penilaian yang bersumber pada norma relatif (kelompok)
7)             Cara Pengolahan Hasil Evaluasi
Karena pada evaluasi sumatif ini ada dua pendekatan dalam mengevaluasi, maka pengolahan hasilnya pun ada dua cara:
1.      Pengolahan hasil evaluasi berdasarkan ukuran mutlak. Jika pengolahan hasil evaluasi itu berdasarkan ukuran atau kriteria mutlak, maka yang harus dicari adalah presentase jawaban benar yang dicapai oleh setiap peserta didik.
2.      Pengolahan hasil evaluasi berdasarkan norma relatif (kelompok). Untuk mengolah hasil evaluasi yang berdasarkan norma relatif, digunakan nilai-nilai yang standar seperti skala nilai 0 – 10 atau skala nilai 0 – 100. Untuk merubah nilai atau skor mentah ke dalam skor terjabar berdasarkan skala penilaian tertentu,
maka prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Menyusun distribusi atau frekwensi skor yang diperoleh peserta didik
b.      Menghitung angka rata-rata
c.        Menghitung standar devisi
d.       Mengubah skor ke dalam skala penilaian yang dikehendaki

8)             Penggunaan Hasil Evaluasi
Pada evaluasi sumatif, hasilnya digunakan antara lain sebagai berikut:
a.       Menentukan kenaikan kelas
b.      Menentukan angka raport
c.       Mengadakan seleksi
d.      Menentukan lulus tidaknya peserta didik
e.       Mengetahui status setiap peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam kelompok yang sama

c)             Evaluasi diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input.
 Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.
Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif

Ditinjau dari
Tes Diagnostik
Tes Formatif
Tes Sumati
Fungsinya
1.     mengelompokkan siswaberdasarkan kemampuannya
2.     menentukan kesulitan belajar yang dialam
3.   Umpan balik bagi siswa, guru maupun program untuk menilai pelaksanaan suatu unit program
1.     Memberi tanda telah mengikuti suatu program, dan menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan anggota kelompoknya
Cara memilih tujuan yang dievaluasi
1.      memilih tiap-tiap keterampilan prasarat
2.      memilih tujuan setiap program pembelajaran secara berimbang
3.      memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan
1.      Mengukur semua tujuan instruksional khusus
2.     Mengukur tujuan instruksional umum
Skoring (cara menyekor)
1.      menggunakan standar mutlak dan relatif
1.    menggunakan standar mutlak
1.       menggunakan standar relatif

Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, macam-macamnya pun banyak mulai yang sederhana sampai yang paling kompleks. Diantara macam-macam evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Pre-test dan Post-test
Kegitan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disajikan. Evaluasi ini seringkali berlangsung singkat dan tidak memerlukan instrumen tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
b.      Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi penguasaan penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan.
c.       Evaluasi Diagnostik
Evaluasi jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapat kesulitan.
d.      Evaluas Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian suatu pelajaran atau modul. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yamg mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).
e.       Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.


f.         Ujian Akhir Nasional (UAN)/ UN
Ujian Akhir Nasional ( UAN ) yang dulu disebut EBTANAS ( Evaluasi Belajar tahap akhir Nasional ) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kanaikan status siswa. Namun UAN dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan yakni sejak SD/MI dan seterusnya.

g.       Evaluasi Penempatan
Evaluasi jenis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan setiap siswa, sehingga guru dapat menempatkan siswa dalam situasi yang tepat baginya. Penempatan yang dimaksud dapat berupa sebagai berikut:
1.      Penempatan siswa dalam kelompok kerja
2.      Penempatan siswa dalam kelas, siswa yang memerlukan perhatian lebih besar dalam                  belajar ditempatkan di depan, misalnya siswa yang kurang baik pendengarannya. Atau siswa yang  rabun dekat maka ditempatkan di belakang.
3.       Penempatan siswa dalam kepanitiaan di sekolah
4.      Menempatkan siswa dalam program pengajaran tertentu, misalnya memilih program pengajaran atau keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Berikut ini sebuah tabel yang disarikan dari tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008: 151).
Ranah/Jenis Prestasi
Indikator
Cara Evaluasi
A.     Ranah cipta (Kognitif)
1.      Pengamatan
1.      Dapat menunjukkan
2.      Dapat membandingkan
3.      Dapat menghubungkan
1.      Tes lisan
2.      Tes tertulis
3.      Observasi
2.      Ingatan
1.      Dapat menyebutkan
2.      Dapat menunjukkan kembali
1.      Tes lisan
2.      Tes tertulis
3.      Observasi
3.      Pemahaman
1.      Dapat menjelaskan
2.      Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
1.      Tes lisan
2.      Tes trtulis
4.    Penerapan
1.      Dapat memberikan contoh
2.      Dapat menggunakan secara tepat
1.      Tes tertulis
2.      Pemberian tugas
3.      Observasi
5.     Analisis(pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
1.      Dapat menguraikan
2.      Dapat mengklasifikasikan/memilah-milah
1.      Tes tertulis
2.      Pemberian tugas
6.    Sintesis (membuat paduan baru dan utuh)
1.      Dapat menghubungkan
2.      Dapat menyimpulkan
3.      Dapat menggeneralisasikan(memembuat prinsip umum)
1.      Tes tertulis
2.      Pemberian tugas

B.     Ranah Rasa(Afektif)
1.      Penerimaan
1.      Menunjukkan sikap menerima
2.      Menunjukkan sikap menolak
1.      Tes Tertulis
2.      Tes skala sikap
3.      Observasi
2.      Sambutan
1.      Kesediaan berpartisipasi/terlibat
2.      Kesediaan memanfaatkan
1.      Tes skala sikap
2.      Pemberian tugas
3.      Observasi
3.   Apresiasi(Sikap menghargai)
1.     Menganggap penting dan manfaat
2.      Menganggap indah dan harmonis
3.      Menggumi
1.     Tes skala penilaian/sikap
2.      Pemberian tugas
3.      Observasi
4.      Internalisasi(Pendalaman)
1.      Mengakui dan meyakini
2.      Mengingkari
1.      Tes skala sikap
2.      Pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap)dan proyektif  (yang menyatakan perkiraan/ramalan)
3.      Observasi
     5.Karakterisasi(penghayatan)
1.   Melembagakan atau meniadakan
2.   Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari
 1.     Pemberian  tugas ekspresif dan proyektif
2.     Observasi

C.Ranah Karsa(Psikomotor)
1.     Keterampilan bergrak dan bertindak
1.   Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.
1.  Observasi
2.  Tes tindakan
2.      Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
1.   Mengucapkan
2.   Membuat mimik dan gerakan jasmani
1.  Tes lisan
2.  Observasi
3.  Tes tindakan

C.           Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas “sesuatu”. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll.  Dalam proses pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur  (tes atau non tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.

Pengukuran Menurut Para Ahli:
a.       Menurut William Shockley Pengukuran adalah perbandingan dengan standar.
b.      Menurut Buana Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengetahui informasi atau data secara kuantitatif. Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan mengenai baik-buruknya, tidak menentukan siapa yang lulus dan tidak lulus.
c.       Menurut Rusli Lutan  pengukuran ialah proses pengumpulan informasi.
d.      Menurut Gronlund yang dikutip Sridadi  pengukuran  suatu kegiatan atau proses untuk memperoleh deskripsi numerik dan tingkatan atau derajat karakteristik khusus yang dimiliki individu.
e.       Menurut Kerlinger yang dikutip Sridadi (2007) pengukuran  sebagai pemberian angka-angka pada obyek atau kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu.

Tujuan Pengukuran
a.           Pegelompokan
Salah satu tujuan pengukuran dan evaluasi adalah untuk megelompokan.Pengelompokan ini berdasrkan tingkat keterampilan,umur,jenis kelamin,kondisi kesehatan dan minat. Sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat menempatkan siswanya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Siswa dengan kemampuan yang tinggi tidak harus dipaksa bertahan dengan teman sekelompoknya yang berkemampuan kurang. Demikian juga
b.      Penilaian
Tujuan utama penilaian adalah memberi informasi tentang kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
c.       Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangimotivasiMotivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya. Tes-tes keterampilan olahraga memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur kemajuannya.
d.      Penelitian.
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik pengukuran,dan kelayakan tes.Dengan menggunakan tes yang mengukur unjuk kerja fisik dalam penelitian, diharapkan dapat membantu guru/pelatih dalam menyusun program pelatihan yang tepat, membantu memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki program latihan yang telah dijalankan. Dengan demikian,, penelitian dapat dianggap sebagai sarana. Informasi data yang dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus dievaluasi keberartiannya. Jadi, tujuan penting pengukuran dan evaluasi adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan untuk mengadakan penelitian.
Kesimpilan:
Pengukuran adalah membandingkan suatu dengan ukuran yang bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk yang brsifat kuanitatif.

Evaluasi adalah gabungan antara pengukuran dan penilaiian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar