KONSEP
DASAR EVALUASI
Salah
satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi
pembelajaran.Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tangguang jawab guru dalam
pembelajaran,yaitu ngevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar.Kompotensi tersebut sejalan pula dengan
instrumen penilaian kemampuan guru,yang salah satu indikatornya adalah
melakukan evaluasi.
A.
Pengertian
Evaluasi,Penilaian dan Pengukuran
Evaluasi,penilaian dan pengukuran
merupakan istilah yang,membingungkan tentang persaman dan perbedaan antar
istilah tersebut dalam ruang lingkup masing-masing.Evaluasi lebih luas rung
lingkup maupun fokusnya dari pada penilaiian,sedangkan penilaian merupakan
bagian dari ruang lingkupnya.
Sebagai contohnya,hal yang igin
dinilai adalah sistem pembelajaran ,maka runga lingkupnya adalah semua komponen
pembelajaran dan istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran adalah
evaluasi.Hasil evaliasi yang bersifat kuantitatif disebut dengan pengukuran.
1.
Pengertian
Evaluasi
Evalusi merupakan suatu komponen yang
penting dalam dan tahapan yang ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran.Proses dan hasil evaluasi akan dipengaruhi oleh beragam pengamatan,latar
belakang dan pengalaman praktis dan evefator it sendiri.
Pemahaman evaluasi
menurut para ahli :
a.
Menurut Stufflebeam, dkk (1971)
mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah
kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan
menilai lebih bersifat kualitatif.
b.
Menurut Viviane dan Gilbert de
Lansheere (1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah
materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
c.
Menurut Guba an Lincoln ( 1985 )
evaluasi merupakan suatu proses yang menggambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti,jadi pada evaluasi ini menitik beratkan
pada nilai dan arti.
d.
Menurut Sridadi (2007) evaluasi :
suatu proses yang dirancang secara sistematis dan terencana dalam rangka untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian
yang telah dilakukan sebelumnya.
e.
Menurut Sutarsih dan Kadarsih yang
dikutip oleh Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses untuk memberikan atau menentukan
nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Jadi dapat disimpukan
bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sitematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas ( nilai dan arti ) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu dalam rangka membuat keputusan.Gambaran yang dimaksud
merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan.Proses tersebut
tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan,dalam artian
terencana,sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus
menerus.
2.
Tujuan
evaluasi
a.
Mengukur kemajuan
b.
Menunjang penyusunan
rencana
c.
Memperbaiki dan
melakukan penyempurnaan kembali
Disamping
itu tujuan evalusia juga menentukan kualitas sesuatu,terutama yang berkenaan
dengan nilai dan arti.S.Hamid Hasan
(1988),secara tegas membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut.
“Pemberian nilai
diakukan apabila seorang elevator memberikan pertimbngannya mengenai evaluan
tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar.Jadi,pertimbangan
uyang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluasi itu sendiri...Sedangkan
arti nilai,berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu kontes
tertentu...Tentu saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi
baik proses pemberian keputusan tenang nilai dan proses keputusan tentang
arti,tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus sesuai
meliputi keduanya”.
3.
Manfaat Evaluasi
a. Bagi siswa,
Siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
b.
Bagi guru,
1)
Guru akan mengetahui siswa-siswa
mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.
2)
Guru akan mengetahui apakah materi
yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.
3)
Guru akan mengetahui apakah metode
yang diberikan sudah tepat atau belum.
c.
Bagi sekolah:
1)
Dengan evaluasi dapat diketahui
kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.
2)
Informasi guru tentang tepat
tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan
sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
3)
Informasi hasil penilaian yang
diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah,
yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standart atau belum. Pemenuhan
standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.
B.
Penilaian
1.
Pengertian
Penilaian
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessmant,bukan dari istilah evaluation.Depdikbud (1994 )
mengemungkakan “penilaian merupakan suatu kegiatan yang memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang
dicapai siswa.
Sedangkan menurut Grounlund,penilaian merupakan suatu
proses yang sistematis dari pengumpulan,analisis dan interpretasi informasi /data untuk menentukan sejauh mana
peserta didik telah encapai tujuan pembelajaran.
Anthony J.Nitko (1996 ) menyatakan bahwa penilaian
lebih difokuskan pada peserta didik sebagai subjek belajar dan tidak sedikitpun
pada peserta didik sebagai subjek belajar dan tidak sedikitpun menyinggng
komponen –komponen pembelajran laiannya.
Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa penilaian
adalah suatu proses atau kegitan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan – keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu.
Keputusa tentang peserta didik sesuai dengan jenjang
atau jenis program pendidikan ,bimbingn dan konseling dan menyeleksi peserta
didik untuk pendidkan lebih lanjut.Keputusan penilaian terhadap suatu hasil
belajar sangat bermanfaat untuk memuntuk membantu peserta didik merefleksikan
apa yang mereka ketahui ,bagaimana mereka belajar dan mendorong tanggung jawab
dala belajar.
Implikasinya adalah kegitan penilaian harus digunakan
sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis.Guru
harus menyadari bahwa kemajuan belajar peserta didik merupakan indikator
keberhasilanya dalam pembelajaran.
2.
Jenis –
jenis Penilaian dan Pengguanaannya
a.
Jenis
penialian berdasarkan fungsinya :
a)
Evaluasi formatif
Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan
/ topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses
pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Sedangkan
menurut Winkel evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses
pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi
(feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
Dengan kata
lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh
gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil
untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
1)
Fungsi
dan Tujuan Evaluasi Formatif
Fungsi dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki
proses belajar-mengajar.
2)
Manfaat
Evaluasi
Dalam
evaluasi formatif ini, ada beberapa manfaat yang dingkap oleh Suharsimi
Arikunto yaitu manfaat bagi siswa, guru dan program sekolah yang penjabarannya
sebagai berikut:
Manfaat bagi
siswa:
a)
Digunakan untuk mengetahui apakah
siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh atau belum
b)
Merupakan penguatan bagi siswa dan
memperbesar motivasi siswa untuk belajar giat
c)
Untuk perbaikan belajar siswa
d)
Sebagai diagnosa kekurangan dan
kelebihan siswa
Manfaat bagi
guru:
a)
Mengetahui sampai sejauh mana bahan
yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa
b)
Mengetahui bagian-bagian mana dari
bahan pelajaran yang belum dikuasai siswa
Manfaat bagi
program sekolah:
a)
Apakah program yang telah diberikan
merupakan program yang tepat atau tidak
b)
Apakah program tersebut membutuhkan
pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan
c)
Apakah diperlukan alat, sarana, dan
prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai atau tidak
d)
Apakah metode, pendekatan dan alat
evaluasi yang digunakan sudah tepat atau tidak (Arikunto, 1996: 34-36)
4)
Waktu
Pelaksanaan
Sesuai
dengan fungsi dan tujuan evaluasi formatif, maka evaluasi ini dilakukan untuk
menilai hasil belajar jangka pendek dari suatu proses belajar mengajar atau
pada akhir unit pelajaran yang singkat yaitu satuan pelajaran. Sebab perbaikan
belajar mengajar itu hanya mungkin jika dilakukan secara sistematis dan
bertahap.
5)
Aspek
Tingkah Laku Yang Dinilai
Aspek tingkah
laku yang dinilai dari evaluasi formatif ini cenderung terbatas pada segi
kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (ketrampilan) yang terkandung dalam
tujuan khusus pelajaran. Untuk menilai segi afektif (sikap dan nilai), maka
penggunaan penilaian formatif tidaklah tepat. Sebab untuk menilai perkembangan
segi afektif ini diperlukan periode pengajaran yang cukup panjang.
6)
Cara
Menyusun Soal
Sesuai
dengan fungsi evaluasi formatif, maka evaluasi ini harus disusun dengan
sedemikian rupa sehingga benar-benar mengukur tujuan khusus pengajaran yang
dicapai. Oleh karena itu, soal harus dibuat secara langsung dengan
menjabarkantujuan khusus pengajaran ke dalam bentuk pertanyaan. Pada evaluasi formatif ini, masalah tingkat
kesukaran dan daya pembeda tiap-tiap soal tes tidak begitu penting.
7)
Pendekatan
Evaluasi Yang Digunakan
Sesuai
dengan fungsi evaluasi formatif, maka sasaran penilaian adalah kecakapan nyata
setiap peserta didik. Oleh karena itu, pendekatan dalam penilaian evaluasi
formatif adalah penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak.
8)
Cara
Pengolahan Hasil Evaluasi
Ada beberapa
cara pengolahan hasil evaluasi formatif. Cara-cara tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Menghitung presentase peserta didik
yang gagal dalam setiap soal. Dengan melihat hasil presentase ini, guru akan
dapat mengetahui sejauh mana tujuan khusus pengajaran (TKP) yang bersangkutan
dengan soal telah dicapai atau dikuasai oleh kelas.
2.
Menghitung presentase penguasaan kelas
atas bahan yang telah disajikan. Dengan kata lain, berapa persen kah dari bahan
yang telah disajikan itu dikuasai kelas. Cara pengolahan ini bertujuan untuk
mendapatkan keterangan, apakah keterangan apakah kriteria keberhasilan belajar
yang diharapkan telah tercapai.
3.
Menghitung presentase jawaban yang
benar yang dicapai setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan. Dengan
angka presentase ini, guru akan dapat mengetahui sampai berapa jauh penguasaan
setiap peserta didik atas bahan yang telah diajarkan. Dengan kata lain, sejauh
mana tingkat keberhasilan setiap peserta didik atas unit pengajaran yang telah
diajarkan ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan
atau yang telah ditetapkan.
9)
Penggunaan
Hasil Evaluasi
Hasil
pengolahan evaluasi formatif sebagaimana disebutkan di atas, dapat digunakan
untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
1.
Atas dasar angka presentase peserta
didik yang gagal dalam setiap soal. Guru dapat mempertimbangkan apakah bahan
pelajaran yang bersangkutan dengan soal tes perlu dibicarakan lagi secara umum
atau tidak.
2.
Atas dasar angka presentase
penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan, guru dapat menilai dirinya
sendiri mengenai kemampuannya dalam mengajar. Jika angka itu belum mencapai
kriteria keberhasilan umpamanya, maka guru akan mencari sebabnya dan kemudian
ia akan memikirkan perbaikan-perbaikan apa yang perlu diadakan agar proses
belajar mengajar dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga kriteria
keberhasilan itu dapat tercapai.
3.
Dengan mengetahui presentase jawaban
yang benar dari setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan, guru dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada setiap peserta didik sehingga
guru mendapat bahan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan apakah
peserta didik perlu dapat bantuan atau pelayanan khusus dari guru untuk
mengatasi kesulitan dalam belajar. (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173)
b)
Evaluasi sumatif
Evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang
didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke
unit berikutnya.
Winkel
mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu
periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran
yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu
bidang studi.
Adapun
tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang
melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program
pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Berikut ini
beberapa hal yang berhubungan dengan evaluasi sumatif yang terdapat dalam buku
karangan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang berjudul “Pengelolaan Pengajaran”,
(Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179), sebagai berikut:
1)
Fungsi
Evaluasi Sumatif
Fungsi
evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar
peserta didik.
2)
Manfaat
Evaluasi Sumatif
Berikut ini
merupakan beberapa manfaat yang didapat dari evaluasi sumatif
1.
Untuk menentukan nilai
2.
Untuk menentukan seseorang anak
dapat atau tidak mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya
3.
Untuk mengisi catatan kemampuan
siswa
3)
Waktu
Pelaksanaan
Sesuai
dengan fungsi evaluasi, maka evaluasi sumatif ini dilakukan untuk menilai hasil
belajar jangka panjang dari suatu proses belajar mengajar seperti pada akhir
program pengajaran.
4)
Aspek
Tingkah Laku Yang Dinilai
Karena
evaluasi sumatif merupakan untuk menilai hasil jangka panjang, maka aspek
tingkah laku yang dinilai harus meliputi segi kognitif (pengetahuan),
psikomotor (ketrampilan) dan afektif (sikap dan nilai).
5)
Cara Menyusun
Soal
Penilaian
sumatif ini merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir program pengajaran.
Ini berarti bahan pengajaran yang menjadi sasaran penilaian cukup luas dan
banyak. Oleh karena itu, tidak efisien jika soal-soalnya disusun atas dasar
tujuan khusus pengajaran (TKP) seperti pada evaluasi formatif. Akan tetapi
penyusunan soal-soalnya harus didasarkan pada tujuan umum pengajaran (TUP) yang
ada di dalam program pengajaran tersebut.
Selanjutnya,
karena tujuan evaluasi sumatif itu untuk menentukan angka kemajuan setiap
peserta didik yang di antaranya untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus
tidaknya, maka masalah tingkat kesukaran soal harus diperhatikan. Artinya,
soal-soal itu harus disusun sedemikian rupa sehingga mencakup yang mudah,
sedang dan sukar yang jumlahnya perbandingannya sekitar 3 : 5 : 2, perbandingan
ini tidak harus mutlak demikian. Masalah tingkat kesukaran soal ini dimaksudkan
agar hasil penilaian dapat memberi gambaran mengenai tingkat kecerdasan atau
kemampuan atau kepandaian tiap-tiap peserta didik atas dasar klasifikasi
kurang, sedang dan pandai.
Di samping
masalah tingkat kesukaran soal, pada evaluasi sumatif ini diperhatikan daya
pembeda dari setiap soal. Artinya setiap soal harus mempunyai daya untuk
membedakan peserta didik yang pandai dengan yang kurang atau tidak pandai. Tapi
tingkat kesukaran dan daya pembeda suatu soal itu hanya dapat diketahui melalui
analisis soal setelah tes itu dicobakan. Untuk itu perlu diperhatikan
pengetahuan lebih lanjut mengenai teknik penilaian pendidikan yang menyangkut
masalah “analisis soal”.
6)
Pendekatan
Evaluasi Yang Digunakan
Pada
evaluasi sumatif, ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai: 1)
penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak dan 2) penilaian yang bersumber
pada norma relatif (kelompok)
7)
Cara
Pengolahan Hasil Evaluasi
Karena pada
evaluasi sumatif ini ada dua
pendekatan dalam mengevaluasi, maka pengolahan hasilnya pun ada dua cara:
1.
Pengolahan hasil evaluasi
berdasarkan ukuran mutlak. Jika pengolahan hasil evaluasi itu berdasarkan
ukuran atau kriteria mutlak, maka yang harus dicari adalah presentase jawaban
benar yang dicapai oleh setiap peserta didik.
2.
Pengolahan hasil evaluasi
berdasarkan norma relatif (kelompok). Untuk mengolah hasil evaluasi yang
berdasarkan norma relatif, digunakan nilai-nilai yang standar seperti skala
nilai 0 – 10 atau skala nilai 0 – 100. Untuk merubah nilai atau skor mentah ke
dalam skor terjabar berdasarkan skala penilaian tertentu,
maka prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menyusun distribusi atau frekwensi
skor yang diperoleh peserta didik
b.
Menghitung angka rata-rata
c.
Menghitung standar devisi
d.
Mengubah skor ke dalam skala penilaian yang
dikehendaki
8)
Penggunaan
Hasil Evaluasi
Pada
evaluasi sumatif, hasilnya digunakan antara lain sebagai berikut:
a.
Menentukan kenaikan kelas
b.
Menentukan angka raport
c.
Mengadakan seleksi
d.
Menentukan lulus tidaknya peserta
didik
e.
Mengetahui status setiap peserta
didik dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam kelompok yang sama
c)
Evaluasi diagnostik
Evaluasi
diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan
dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan
yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik
pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal
dilakukan terhadap calon siswa sebagai input.
Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai
oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui
bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru
dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh.
Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.
Perbandingan
Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif
Ditinjau
dari
|
Tes
Diagnostik
|
Tes
Formatif
|
Tes Sumati
|
Fungsinya
|
1.
mengelompokkan siswaberdasarkan
kemampuannya
2.
menentukan kesulitan belajar yang
dialam
|
3.
Umpan balik bagi siswa, guru
maupun program untuk menilai pelaksanaan suatu unit program
|
1.
Memberi tanda telah mengikuti
suatu program, dan menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan
anggota kelompoknya
|
Cara
memilih tujuan yang dievaluasi
|
1.
memilih tiap-tiap keterampilan
prasarat
2.
memilih tujuan setiap program
pembelajaran secara berimbang
3.
memilih yang berhubungan dengan
tingkah laku fisik, mental dan perasaan
|
1.
Mengukur semua tujuan
instruksional khusus
|
2.
Mengukur tujuan instruksional umum
|
Skoring
(cara menyekor)
|
1.
menggunakan standar mutlak dan
relatif
|
1.
menggunakan standar mutlak
|
1.
menggunakan standar relatif
|
Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, macam-macamnya pun banyak mulai yang
sederhana sampai yang paling kompleks. Diantara macam-macam evaluasi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Pre-test dan Post-test
Kegitan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi saraf
pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disajikan. Evaluasi ini seringkali
berlangsung singkat dan tidak memerlukan instrumen tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat
mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengetahui penguasaan siswa atas
materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi
penguasaan penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan.
c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa. Evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang
dipandang telah membuat siswa mendapat kesulitan.
d. Evaluas Formatif
Evaluasi jenis ini kurang
lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian suatu
pelajaran atau modul. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yamg mirip
dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan
belajar siswa. Hasil diagnosis tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan
rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).
e. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat
dianggap sebagai ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik
atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
Evaluasi ini lazim dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran.
Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan
bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
f.
Ujian Akhir Nasional (UAN)/ UN
Ujian Akhir Nasional ( UAN ) yang dulu disebut EBTANAS ( Evaluasi Belajar
tahap akhir Nasional ) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti
sebagai alat penentu kanaikan status siswa. Namun UAN dirancang untuk siswa
yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan yakni sejak
SD/MI dan seterusnya.
g.
Evaluasi Penempatan
Evaluasi
jenis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan setiap siswa, sehingga guru
dapat menempatkan siswa dalam situasi yang tepat baginya. Penempatan yang
dimaksud dapat berupa sebagai berikut:
1.
Penempatan siswa dalam
kelompok kerja
2.
Penempatan siswa dalam kelas,
siswa yang memerlukan perhatian lebih besar
dalam
belajar ditempatkan di depan, misalnya siswa yang kurang baik
pendengarannya. Atau siswa yang rabun dekat maka ditempatkan di belakang.
3.
Penempatan siswa dalam kepanitiaan di sekolah
4.
Menempatkan siswa dalam
program pengajaran tertentu, misalnya memilih program pengajaran atau
keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Berikut ini sebuah tabel yang disarikan dari tabel jenis, indikator, dan
cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008: 151).
Ranah/Jenis Prestasi
|
Indikator
|
Cara Evaluasi
|
A. Ranah cipta (Kognitif)
|
||
1. Pengamatan
|
1. Dapat
menunjukkan
2. Dapat
membandingkan
3. Dapat
menghubungkan
|
1. Tes lisan
2. Tes
tertulis
3. Observasi
|
2. Ingatan
|
1. Dapat
menyebutkan
2. Dapat
menunjukkan kembali
|
1. Tes lisan
2. Tes
tertulis
3. Observasi
|
3. Pemahaman
|
1. Dapat
menjelaskan
2. Dapat
mendefinisikan dengan lisan sendiri
|
1. Tes lisan
2. Tes
trtulis
|
4. Penerapan
|
1. Dapat
memberikan contoh
2. Dapat
menggunakan secara tepat
|
1. Tes
tertulis
2. Pemberian
tugas
3. Observasi
|
5. Analisis(pemeriksaan dan pemilahan secara
teliti)
|
1. Dapat
menguraikan
2. Dapat
mengklasifikasikan/memilah-milah
|
1. Tes
tertulis
2. Pemberian
tugas
|
6. Sintesis (membuat paduan baru dan utuh)
|
1. Dapat
menghubungkan
2. Dapat
menyimpulkan
3. Dapat menggeneralisasikan(memembuat
prinsip umum)
|
1. Tes
tertulis
2. Pemberian
tugas
|
B. Ranah Rasa(Afektif)
|
||
1. Penerimaan
|
1. Menunjukkan
sikap menerima
2. Menunjukkan
sikap menolak
|
1. Tes
Tertulis
2. Tes skala
sikap
3. Observasi
|
2. Sambutan
|
1. Kesediaan
berpartisipasi/terlibat
2. Kesediaan
memanfaatkan
|
1. Tes skala
sikap
2. Pemberian
tugas
3. Observasi
|
3. Apresiasi(Sikap menghargai)
|
1. Menganggap
penting dan manfaat
2. Menganggap
indah dan harmonis
3. Menggumi
|
1. Tes skala
penilaian/sikap
2. Pemberian
tugas
3. Observasi
|
4. Internalisasi(Pendalaman)
|
1. Mengakui
dan meyakini
2. Mengingkari
|
1. Tes skala
sikap
2. Pemberian
tugas ekspresif (yang menyatakan sikap)dan proyektif (yang menyatakan
perkiraan/ramalan)
3. Observasi
|
5.Karakterisasi(penghayatan)
|
1. Melembagakan atau meniadakan
2. Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari
|
1. Pemberian tugas ekspresif dan
proyektif
2. Observasi
|
C.Ranah Karsa(Psikomotor)
|
||
1. Keterampilan bergrak dan bertindak
|
1. Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota
tubuh lainnya.
|
1. Observasi
2. Tes tindakan
|
2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
|
1. Mengucapkan
2. Membuat mimik dan gerakan jasmani
|
1. Tes lisan
2. Observasi
3. Tes tindakan
|
C.
Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas “sesuatu”. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta
didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll. Dalam proses
pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes).
Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas
yang tinggi.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka
atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang
peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Pengukuran Menurut Para Ahli:
a.
Menurut William Shockley Pengukuran
adalah perbandingan dengan standar.
b.
Menurut Buana Pengukuran adalah
suatu kegiatan untuk mengetahui informasi atau data secara kuantitatif.
Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan mengenai baik-buruknya, tidak
menentukan siapa yang lulus dan tidak lulus.
c.
Menurut Rusli Lutan pengukuran ialah proses pengumpulan
informasi.
d.
Menurut Gronlund yang dikutip
Sridadi pengukuran suatu kegiatan
atau proses untuk memperoleh deskripsi numerik dan tingkatan atau derajat
karakteristik khusus yang dimiliki individu.
e.
Menurut Kerlinger yang dikutip
Sridadi (2007) pengukuran sebagai pemberian angka-angka pada obyek atau
kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu.
Tujuan
Pengukuran
a.
Pegelompokan
Salah
satu tujuan pengukuran dan evaluasi adalah untuk megelompokan.Pengelompokan ini
berdasrkan tingkat keterampilan,umur,jenis kelamin,kondisi kesehatan dan minat.
Sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran, guru dapat menempatkan siswanya
ke dalam kelompok-kelompok tertentu, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Siswa
dengan kemampuan yang tinggi tidak harus dipaksa bertahan dengan teman
sekelompoknya yang berkemampuan kurang. Demikian juga
b.
Penilaian
Tujuan utama penilaian adalah memberi informasi tentang kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Tujuan utama penilaian adalah memberi informasi tentang kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran yang dikerjakan dan posisi siswa di dalam kelompoknya. Dengan mempertimbangkan seluruh faktor, penilaian harus dilakukan secara objektif sehingga dapat mencerminkan kemajuan yang diperoleh, dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
c.
Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangimotivasiMotivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya. Tes-tes keterampilan olahraga memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur kemajuannya.
Motivasi merupakan kekuatan yang memandu seseorang untuk mencapai hasil yang tertinggi. Apabila dilaksanakan secara tepat, evaluasi dapat merupakan proses memotivasi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila dilakukan secara sembarangan evaluasi dapat mengurangimotivasiMotivasi yang terbesar adalah keberhasilan. Agar siswa tetap memiliki motivasi, mereka harus mengetahui bahwa dirinya berkembang kemampuannya. Tes-tes keterampilan olahraga memungkinkan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri sebagai cara untuk mengukur kemajuannya.
d.
Penelitian.
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik pengukuran,dan kelayakan tes.Dengan menggunakan tes yang mengukur unjuk kerja fisik dalam penelitian, diharapkan dapat membantu guru/pelatih dalam menyusun program pelatihan yang tepat, membantu memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki program latihan yang telah dijalankan. Dengan demikian,, penelitian dapat dianggap sebagai sarana. Informasi data yang dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus dievaluasi keberartiannya. Jadi, tujuan penting pengukuran dan evaluasi adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan untuk mengadakan penelitian.
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Mutu data yang dikumpulkan bergantung pada ketelitian dan ketepatan alat ukur, teknik pengukuran,dan kelayakan tes.Dengan menggunakan tes yang mengukur unjuk kerja fisik dalam penelitian, diharapkan dapat membantu guru/pelatih dalam menyusun program pelatihan yang tepat, membantu memecahkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, dan memperbaiki program latihan yang telah dijalankan. Dengan demikian,, penelitian dapat dianggap sebagai sarana. Informasi data yang dikumpulkan untuk tujuan-tujuan penelitian harus dievaluasi keberartiannya. Jadi, tujuan penting pengukuran dan evaluasi adalah menyediakan sarana-sarana yang diperlukan untuk mengadakan penelitian.
Kesimpilan:
Pengukuran adalah membandingkan suatu
dengan ukuran yang bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk yang brsifat kuanitatif.
Evaluasi adalah gabungan antara
pengukuran dan penilaiian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar