BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Samudra Pasifik atau Lautan Teduh
adalah kumpulan air terbesar di dunia. Ia
mencakup kira-kira sepertiga permukaan Bumi, dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500 km (9.600 mil) dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat
terbesarnya pada sekitar 5 derajat U garis lintang, di mana ia terbentang
sekitar 19.800 km (12.300 mi) dari Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini biasanya diletakkan di Selat Malaka. Titik terendah permukaan Bumi—Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di
antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur, Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.
Melalui makalah ini kami akan menjelaskan kepada
pembaca tentang arus laut bawah permukaan samudera pasifik.
B. Batasan Masalah
1.
Bagaimana arus laut global?
2.
Bagaimana arus laut bawah permukaan
samudera pasifik?
3.
Bagaimana
Gejala El Nino dan La Nina
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk
mengetahui arus laut global
2. Untuk
mengetahui arus laut bawah permukaan samudera pasifik
3. Untuk mengetahui konsep Gejala El Nino dan
La Nina
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arus Laut Global
Arus laut (Gross,1972)adalah
proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan perpindahan horizontal dan
vertikal massa air laut tersebut yang terjadi secara terus. Sedangkan menurut
Hutabarat dan Evans (1984) arus merupakan gerakan air yang terjadi pada seluruh
lautan di dunia.
Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat
ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin,
sedangkan arus di kedalaman laut disebabkan oleh
perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga
disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat
terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents),
maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).
Arus Samudera
Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface
Circulation)
Penyebab utama arus permukaan laut di
samudera adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi
zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka
massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin.
Pola umum arus permukaan samudera
dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti :
- Friksi
- Gravitasi
- Gerak rotasi bumi
- Konfigurasi benua
- Topografi dasar laut
- Angin local
Arus di samudera bergerak secara konstan dan bergerak melintasi samudera yang luas, serta membentuk aliran yang berputar searah gerak
jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) dan berlawanan arah gerak
jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Karena gerakannya yang terus menerus itu,
massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan
iklim di seluruh dunia yang
biasa disebut sebagai Great Ocean Conveyor Belt atau dalam bahasa Indonesia
biasa disebut sebagai “Sabuk Arus Laut Dunia”..
Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water
Circulation)
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa
air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas
diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air
laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang
bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam
tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan
oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa
air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline
circulation). Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Model pola sirkulasi termohalin
global.
Arus Perairan Pesisir
Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena
gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di perairan muara
sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut
yang masuk ke dalam alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju
surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.
Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan
Arus Rip (rip current)
Ke dua
macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai dan terjadi karena gelombang mendekat di ikuti dengan pemukulan aliran
ke pantai dengan arah yang miring
atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai,
sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring
terhadap garis pantai.
Macam-macam arus :
1. Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface
Circulation) disebabkan Angin Muson
Faktor utama adalah tiupan
angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang
berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut
tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera
dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi,
gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan
angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan
samudera yang rumit. Arus di samudera bergerak secara konstan melintasi
samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di
Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam
di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Karena gerakannya yang terus
menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan
merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.
2. Arus di Kedalaman Samudera
(Deep-water Circulation) disebabkan Proses Konveksi
Faktor utama yang
mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air
laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan
menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air
laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara
perlahan. Gerakan massa air laut dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi
permukaan. Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan
temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu, gerakan massa air laut
dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline
circulation).
3. Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi
terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di
perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka
terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai;
sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus
laut mengalir ke luar.
4. Arus Sepanjang Pantai
(longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Kedua macam arus ini terjadi
di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang mendekat dan
memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus
sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi
pantai dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai.
5. Arus Panas dan Arus Dingin
Keduanya merupakan arus yang
disebabkan perbedaan suhu air laut dengan suhu air laut disekitarnya. Arus
panas terjadi jika suhu air laut lebih panas daripada air laut sekitarnya,
sedang arus dingin terjadi bila suhu air laut lebih dingin dari suhu air laut
sekitarnya.
6. Break Current
Arus air yang mengalir kuat
ke arah laut dari sekitar pantai, biasanya melalui garis selancar, dan dapat
terjadi pada setiap pantai yang bergelombang pecah. Saat angin dan gelombang
laut mendorong air menuju pantai, air sering didorong menyamping oleh gelombang
yang mendekat. Air ini mengalir ke sepanjang garis pantai sampai menemukan
jalan keluar kembali ke laut atau ke perairan danau yang terbuka. Arus pecah
yang dihasilkan biasanya sempit dan terletak di sebuah parit antara gosong
pasir, di bawah dermaga atau sepanjang dermaga jetti.
Macam-macam arus laut
menurut letaknya, yaitu :
- arus bawah
- arus atas
Macam-macam arus laut menurut suhunya, yaitu :
- arus panas
- arus dingin
Macam-macam arus laut menurut cara terjadinya :
- arus laut karena pengaruh tiupan angin.
- arus laut karena perbedaan kadar garam/berat jenis
- arus laut karena perbedaan tinggi rendah permukaan air laut yang disebabkan oleh pasang surut.
- arus laut karena pengaruh daratan/benua.
B. Arus laut di samudera
pasifik
Samudra Pasifik
Luas Samudra Pasifik mencapai ± 165.385.450
km² dengan kedalaman rata-rata 4.250 m. Jika dilihat di globe, luas samudra ini
meliputi hampir separuh permukaan bumi. Samudra Pasifik terletak di antara tiga
benua, yaitu Asia, Amerika, dan Australia.
Wilayahnya terbentang dari pantai Barat
Amerika hingga pantai Timur Cina dan Australia dengan berbagai karakterstik
berikut ini.
a.
Samudra
Pasifik merupakan samudra terluas di dunia.
b.
Di Samudra Pasifik terdapat titik terendah di
muka bumi, yaitu Palung Mariana (kedalaman 11.022 m) terdapat di Filipina.
Palung Mariana atau Palung Marianas adalah palung yang
paling dalam yang diketahui, dan lokasi terdalamnya berada di kerak Bumi. Dia
terletak di dasar barat laut Samudra Pasifik, sebelah timur Kepualauan Mariana
di 11° 21' Utara latitude dan 142° 12' Timur longitude, dekat juga dengan
Jepang. Palung ini merupakan batasan di mana dua lempeng tektonik bertemu, zona
subduksi di mana Lempeng Pasifik disubduksi di bawah Lempeng Filipina. Dasar
dari palung ini jauh di bawah permukaan laut lebih jauh dari ketinggian Gunung
Everest di atas permukaan laut.
Palung ini memiliki kedalaman maksimum 10.911 meter
(35.798 kaki) di bawah permukaan laut. Kalau dihitung menurut latitudenya dan
"equatorial bulge" Bumi, ia berada 6.366,4 km dari pusat Bumi.
Samudra Arktik, di sisi lain, dengan kedalaman 4 km, memiliki jarak dasar laut
dengan pusat bumi sebesar ~6.352,8 km, 13,6 km lebih dekat.. Pertama kali diteliti pada 1951
oleh kapal Angkatan
Laut Britania, Challenger II,
yang memberikan nama titik terdalam dari palung tersebut Kedalaman
Challenger. Menggunakan gema suara,
Challenger II mengukur kedalam 5.960 fathom
(10.900 m) pada 11° 19' U, 142° 15' T. Penyuaraan ini diulang berkali-kali
menggunakan "earphone" untuk mendengar sinyal yang kembali ketika
"stylus" melewati skala kedalaman "graduated", sementara
itu ketika pengukuran waktu kecepatan mesin gema-suara, sebuah bagian yang
diperlukan dari proses ini, ditangani dengan "stopwatch". Untuk
alasan ini dianggap cukup berhati-hati untuk mengurangi satu skala divisi (20
fm) ketika mengumumkan resmi kedalaman baru 5.940 fm (10.863 m).
c.
Samudra
Pasifik memiliki banyak palung, yaitu Palung Tonga (10.882 m), Palung Kuril
(10.542 m), Palung Filipina (10.497 m), Palung Kermatec (10.047 m), Palung Tzu
Bonin (9.810 m), Palung New Hebrides (9.165 m), Palung South Solomon (9.140 m),
Palung Jepang (8.412 m), Palung Peru-Cile (8.066 m), Palung Akution (7.822 m),
dan Palung Amerika Tengah (6.662 m).
d.
Di
Samudra Pasifik banyak terdapat gunung api aktif, sehingga sering terjadi
gempa.
e.
Samudra
Pasifik merupakan tempat pertemuan antara garis bujur Barat dan bujur Timur
(180°) sebagai batas penanggalan internasional.
f.
Di
Samudra Pasifik banyak terdapat negara kepulauan (kawasan Oceania).
g.
Di Samudra
Pasifik banyak terjadi gejala alam El Nino dan La Nina, terutama di perairan
yang dilintasi garis katulistiwa.
h.
Di
Samudra Pasifik terdapat pertemuan arus panas Kurosyiwo dan arus dingin
Oyasyiwo di Laut Bearing (Pasifik Utara) yang menimbulkan arus hangat dan
merupakan kawasan tangkapan ikan yang sangat baik.
1. Di sebelah utara khatulistiwa
a)
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju
ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong
oleh angin pasat timur laut.
b)
Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa
utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke
utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir
dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan
terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin
barat.
c)
Arus
Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan
menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk
arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
d)
Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang didorong
oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir
di sebelah timur Kepulauan Jepang karena ditempat ini arus tersebut bertemu
dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio
dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab
plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah
pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
2. Di sebelah selatan khatulistiwa
a)
Arus
Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh
angin pasat tenggara.
b)
Arus
Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang
mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini
merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat tenggara dan
termasuk arus dingin.
c)
Arus
Australia Timur, merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir di
sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur
Great Barrier Reef).
d)
Arus
Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia timur yang
mengalir menuju ke timur (pada lintang 30 derajat - 40 derajat LS) dan sejajar
dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat.
Gejala El Nino dan La Nina
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang
teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di
pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember).
Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya
dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan
ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak
nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena
ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember.
El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian
hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu
permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu
permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini
selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak
perempuan” (oseanografi.blogspot.com., 2005). Fenomena ini memiliki periode 2-7
tahun..
El Nino adalah gejala gangguan iklim
yang diakibatkan oleh naiknya suh permukaan laut Samudera Pasifik sekitar
khatulistiwa bagian tengah dan timur. Naiknya suhu di Samudera Pasifik ini
mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya. Pada
saat normal hujan banyak turun di Australia dan Indonesia, namun akibat El Nino
ini hujan banyak turun di Samudera Pasifik sedangkan di Australia dan Indonesia
menjadi kering.
El-Nino (gambar di atas) akan terjadi apabila
perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan
kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya
pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan
tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur
Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan
yang jauh dari normal (gambar di bawah)
La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu
permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat
dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat
Australia dan Indonesia. Dengan demikian di daerah ini akan terjadi hujan lebat
dan banjir di mana-mana. Pada saat terjadi La Nina angin pasat timur
yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker
bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak
ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke
atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa
disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan
laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada
musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Intensitas
La Nina : dilihat dari anomali suhu muka laut (SST)
·
La Nina Lemah , yang ditetapkan jika SST
bernilai <- 0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
·
La Nina sedang, yang ditetapkan jika SST
bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
·
La Nina kuat, yang ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan
berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan
timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak
selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina (gambar di
bawah). Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat
dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat
di daerah sekitarnya
Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal
tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari
tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23
kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun
sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan
dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15
kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian.
Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah
El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai
tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina. untuk melihat
kelanjutan cerita ini, bisa melihat tulisan lain yang berjudul “El Nino dan La Nina serta dampaknya di
Indonesia”.
BAB III
PENUTUP
a)
Kesimpulan
1. Arus Samudera dibagi atas 2 macam yaitu: Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface
Circulation) dan Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation)
2. Macam-macam arus :Arus Permukaan
Laut di Samudera (Surface Circulation) disebabkan Angin Muson, Arus di
Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation) disebabkan Proses Konveksi, Arus
Pasang Surut (Tidal Current), Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan
Arus Rip (rip current), Arus Panas dan Arus Dingin, Break Current
3. Arus laut di samudera pasifik, Luas
Samudra Pasifik mencapai ± 165.385.450 km² dengan kedalaman rata-rata 4.250 m.
Jika dilihat di globe, luas samudra ini meliputi hampir separuh permukaan bumi.
Samudra Pasifik terletak di antara tiga benua, yaitu Asia, Amerika, dan
Australia.
4. El-Nino,
menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian
timur menjelang hari natal (Desember).
5. fenomena La-Nina Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat
menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang
lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya
b)
Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan
gambaran dan menambah wawasan kita tentang arus lau samudera pasifik, lebih
jauhnya penulis berharap semoga kita semua dapat memahami arus laut di bawah
permukaan laut samudera pasifik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar