Selasa, 15 April 2014

ARUS BAWAH LAUT SAMUDERA HINDIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Samudra Hindia, Samudra Indonesia atau Samudra India adalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika, di timur oleh Semenanjung, SumateraJawaKepulauan Sunda Kecil.
Luas Samudra Hindia mencapai ± 73.481.000 km² dengan kedalaman rata-rata 3.850 m. Samudra ini terletak di sebelah Selatan Benua Asia, sebelah Barat Australia, sebelah Timur dan Selatan Afrika, serta berbatasan dengan Kutub Selatan. Pergerakan arus bawah laut samudera hindia ini ada dua yaitu disebeah utara khatulistiwa dan disebelah selatan khatulistiwa.
Sebagai mahasiswa geografi kita harus dapat memahami pergerakan arus bawah laut samudera hindia ini. Oleh karena itulah kolompok kami tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Arus Bawah Laut Samudera Hindia” ini.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1  Apa sajakah karakteristik samudera Hindia?
1.2.2  Bagaimanakah pergerakan arus bawah lautan Samudera Hindia?
1.2.3  Faktor-faktor lainnya yang berperan dalam pembentukan arus laut?
1.3  TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Untuk mengetahui \karakteristik samudera Hindia?
1.3.2 Untuk mengetahui pergerakan arus bawah laut an Samudera Hindia?
1.3.3 Untuk  mengetahui faktor-faktor lainnya yang berperan dalam pembentukan arus laut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KARAKTERISTIK SAMUDERA HINDIA
           
Description: http://dahlanforum.files.wordpress.com/2009/05/samudra-india.jpg?w=300&h=298
Samudra Hindia, Samudra Indonesia atau Samudra India adalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika, di timur oleh Semenanjung, SumateraJawaKepulauan Sunda Kecil.
Luas Samudra Hindia mencapai ± 73.481.000 km² dengan kedalaman rata-rata 3.850 m. Samudra ini terletak di sebelah Selatan Benua Asia, sebelah Barat Australia, sebelah Timur dan Selatan Afrika, serta berbatasan dengan Kutub Selatan.
Berikut ini karakteristik Samudra Hindia.
a)      Sebagian besar wilayahnya berada di belahan bumi Selatan.
b)      Satu-satunya samudra yang seluruh wilayahnya berada di belahan bumi Timur.
c)      Wilayah perairannya berfungsi sebagai penyedia air hujan bagi gejala alam angin monsun untuk sebagian wilayah Asia dan Australia.
d)     Samudra Hindia memiliki arus yang relatif tenang dan jarang terjadi badai.
e)      Samudra Hindia memiliki beberapa palung laut, seperti Palung Jawa (7.450 m), Palung Weber (7.440 m), dan Palung Diamantina (7.102 m).

2.2. ARUS BAWAH LAUTAN SAMUDERA HINDIA (SUBTROPIK).
a)      Di sebelah utara khatulistiwa
Arus laut samudera ini keadaannya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun melainkan berganti arah dalam 1/2 tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapat hambatan dari gerakan angin pasat timur laut.
2.    Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu angin pasat timur laut dan angin musim timur laut.

b)     Di sebelah selatan khatulistiwa
1.      Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
2.      Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.
3.      Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan

Untuk di Indonesia sendiri menurut penelitian dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis. Hasil pantauan satelit yang diverifikasi lewat pengukuran oseanografis di laut, ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia, dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global, memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan kebakaran hutan.
Guna menekan dampak bencana iklim ekstrem sampai seminimal mungkin, pemantauan laut di wilayah perairan Indonesia menjadi sangat penting. Inti dari pergerakan, sirkulasi, dan stratifikasi massa air laut di perairan Indonesia ini ternyata bersumber di wilayah Laut Banda. Laut Banda juga berperan sebagai sumber dan wahana tempat bercampurnya massa air dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta mengontrol massa air yang masuk dari Samudra Pasifik serta massa air yang keluar ke Samudra Hindia. Kesemuanya ini berdampak pada perubahan iklim global. Di saat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia, dengan volume massa air rata-rata sekitar 10,5 juta meter kubik per detik. Massa air laut tadi bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita. Alat pantau dipasang di selat-selat Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air dan besaran volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa massa Arlindo yang melewati Selat Makassar mencapai 9 juta meter kubik per detiknya.
Massa air kemudian bergerak ke Selatan, menuju Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air bisa langsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7 juta meter kubik per detik massa air dari Selat Makassar yang bisa langsung lewat. Sisanya, sebesar 7,3 juta meter kubik per detik, harus berbelok dahulu ke Timur, ke arah Laut Banda. Di sini massa air laut tadi bercampur lagi dengan massa air Samudra Pasifik yang tiba di Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju Samudra Hindia.
2.3. FAKTOR-FAKTOR LAINNYA YANG BERPERAN DALAM PEMBENTUKAN ARUS LAUT

•       Angin permukaan  (misalnya dalam pembentukan arus ekman)
•       Gradien horisontal dari densitas (contohnya adalah terbentuknya arus geostropik)
•       Pasang surut  (arus pasang surut)          
•       Gelombang pecah yang membentuk sudut tertentu dengan garis pantai à arus sejajar/menyusur pantai (longshore current)
•       Naiknya densitas air di permukaan akibat proses pendinginan dan pertambahan salinitas akibat pembentukan es (arus dari kutub ke ekuator)
Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukan arus laut juga dapat dikelompokkan menjadi faktor primer dan sekunder yaitu :
a.   Primer  meliputi : stress angin, ekspansi termal, perbedaan densitas, faktor ini lebih berperan dalam menggerakkan dan menentukan kecepatan arus
b.   Sekunder meliputi : gayacoriolis, gravitasi, gesekan, dimana lebih berperan dalam arah gerakan dan kondisi aliran arus.
Disamping faktor yang berperan dalam pembentukan arus laut, juga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi arus laut, sbb :
1.   Gesekan angin
2.   Densitas dan viskositas air laut
3.   Percepatan gravitasi
4.   Gesekan dasar perairan
5.   Geometri pantai
6.   Rotasi (perputaran bumi)
Peta arus global akan terlihat di Samudra Pasifik, Atlantik dan Hindia. Pola sirkulasi arus skala besar yang berada di BBU searah dengan perputaran jarum jam dan di BBS berlawanan arah dengan jarum jam (Gambar 3)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTd_4C5_wLpiZvP2SYiU6J20dTKVQ56-pwkBNgpvdFFAp8kgDGerL3be-e4VayHv1IaZ5MDKliYjnMrT8u6f5rNc6QOBMxPe_Q_DwyLODjChSXZAfhL3UJzxGW9qAbmT-obLCHewqm3PV2/s320/aaaaaaaaaaaaa.jpg
Gambar 3. Pola sirkulasi arus permukaan secara global  (Sumber: Ocean Circulation, Open University)

Sirkulasi arus skala besar dikenal dengan sebutan GYRE (GIRA). Gyre terbentuk sebagai efek dari pola angin permukaan global (Gambar 4).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1-UK0u7cfY7Iy_r4KYgY74gHRdguu-M4-1k4fdAWGrsFTj4x3-kTGCZUn1mxa1bpuCKlvPsbhMMBtlK1hjRMlWypXuy2gKDBacjLZpra3nF9hO4hLpTGY4imJOAKml6bNuozN8BVC2RoJ/s1600/ooooooooo.jpg
Gambar 4. Gyra atau Gyre di BBU dan BBS (Sumber: Ocean Circulation, Open University)


•     Gyre di BBU : North Pacific Gyre dan North Atlantic Gyre   
Transpor arus ke arah barat (di ekuator) yang terbentuk karena adanya angin pasat timur laut terganggu oleh adanya benua Asia, sehingga transpor tersebut dibelokkan ke arah kutub, sebaliknya aliran ke arah timur (sepanjang lintang menengah) yang membentur benua Amerika dibelokkan ke arah ekuator sehingga terbentuk North Pacific Gyre dan North Atlantic Gyre   di BBU yang arah rotasinya searah dengan jarum jam.
•     Gyre di BBS : South Pacific Gyre, South Atlantic Gyre, Indian Ocean Gyre
Hal yang sama terjadi di BBS dimana pada bagian selatan ini terbentuk South Pacific Gyre, South Atlantic Gyre, Indian Ocean Gyre yang arah rotasinya berlawanan dengan arah jarum jam. Pada BBS ini relatif tidak mendapatkan gangguan dari kehadiran benua sehingga terbentuk the Antartic Circumpolar Current yang bergerak mengelilingi benua Antartika dengan arah dari barat ke timur.


Contoh:
Arus di samudra Hindia
              Arus permukaan di Samudera Hindia disebelah Utara dari 15° S mengalir ke Barat-Baratlaut masuk Arus Katulistiwa Selatan Samudera Hindia (Indian South Equatorial Current), dan arus baliknya ke arah Timur menyusuri pantai Selatan Jawa. Arus ke Barat dari Indian South Equatorial Current dengan kecepatan maksimum selama bulan Agustus adalah 1,4 knot dan bulan Pebruari adalah 1,2 knot.
            Pada bulan Februari arus meluas sampai pantai Jawa dan lebih kearah sebelah Selatan pada bulan Agustus. Arus ke Timur di sepanjang Selatan pantai Jawa selama bulan Agustus, ketika Indian South Equatorial Current telah bergerak jauh ke Selatan. Maksimum arus terjadi pada bulan Pebruari dengan kecepatan 1,8 knot. Sepanjang Baratdaya pantai Sumatera arus secara terus menerus ke Tenggara. Sedangkan pada Barat Aceh pada bulan Pebruari arus mengalir ke Barat – Baratdaya. Arus tercepat terjadi pada bulan Pebruari dengan kecepatan 1,5 knot.
Description: C:\Users\Mujahidah Computer\Documents\oceonografi\arus(3).png

Pola arus Samudera Hindia Barat Sumatera dan Selatan Jawa.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Samudra Hindia, Samudra Indonesia atau Samudra India adalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika, di timur oleh Semenanjung, SumateraJawaKepulauan Sunda Kecil.
Pergerakan arus bawah lautan samudera hindia (subtropik).
a)      di sebelah utara khatulistiwa
b)      di sebelah selatan khatulistiwa
Faktor-faktor lainnya yang berperan dalam pembentukan arus laut
1.      Angin permukaan  (misalnya dalam pembentukan arus ekman)
2.      Gradien horisontal dari densitas (contohnya adalah terbentuknya arus geostropik)
3.      Pasang surut  (arus pasang surut)  
4.      Gelombang pecah yang membentuk sudut tertentu dengan garis pantai à arus sejajar/menyusur pantai (longshore current)
5.      Naiknya densitas air di permukaan akibat proses pendinginan dan pertambahan salinitas akibat pembentukan es (arus dari kutub ke ekuator)
3.2 SARAN
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang arus laut samudera fasifik, lebih jauhnya penulis berharap semoga kita semua dapat memahami arus laut dibawah permukaan laut samudera fasifik.

DAFTAR PUSTAKA

©2009 BAKOSURTANAL.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar