ANALISIS PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK LAHAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL AKIBAT BENCANA GEMPA,
TSUNAMI, BANJIR DAN LONGSOR
Makalah Geografi Kebencanaan
(Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Geografi Kebencanaan)

OLEH:
DEVIN ARDHI SAPUTRA (12058940)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil ‘aalamiin,
puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis perubahan karakteristik fisik lahan
dan karakteristik sosial akibat bencana gempa, tsunami, banjir dan longsor “ ini dengan lancar. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Geografi kebencanaan di
jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang, semester Juli-
Desember 2014.
Dalam penyelesaian makalah ini
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, masukan, nasehat dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada: Dosen pembimbing mata kuliah Geografi Pembanguan, teman-teman yang
seperjuangan terutama bagi rekan-rekan Pendidikan Geografi 2012 yang telah
memberikan masukan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dalam hal
penulisan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Padang, Oktober 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perubahan Lingkungan
Fisik. Lingkungan fisik meliputi seluruh penampakan permukaan bumi kita. Permukaan bumi yang tertutup oleh
tanah disebut daratan. Beberapa daerah daratan berada di tempat yang
rendah, misalnya lembah. Ada juga daerah daratan yang berada di tempat
tinggi, misalnya perbukitan dan pegunungan. Daerah pegunungan lebih tinggi
dibandingkan daerah perbukitan. Permukaan bumi yang tertutup oleh air
disebut perairan. Daerah perairan antara lain rawa-rawa, danau, sungai, dan lautan.
Lingkungan fisik dapat mengalami perubahan
karena adanya peristiwa alam, misalnya banjir dan kekeringan. Peristiwa
alam dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adanya perubahan
cuaca. Peristiwa alam seperti mendung, hujan, panas, dan angin
disebabkan oleh cuaca. Cuaca dapat berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan cuaca ini dapat memengaruhi keadaan lingkungan. Berikut ini beberapa
peristiwa lam yang dapat mengubah lingkungan fisik.
Dalam suatu lingkungan, semua
komponen-komponen yang ada di dalamnya harus selalu dalam keadaan seimbang.
Jika tidak, akan terjadi gangguan. Akibat yang lebih parah lagi, yaitu
terjadi kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan dapat terjadi antara
lain karena banjir, erosi, longsor, dan abrasi. Berikut akan dibahas
mengenai penyebab banjir, erosi, longsor, dan abrasi, serta akibat yang
ditimbulkannya
Pola kehidupan manusia cenderung
dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan setempat, tidak terkecuali dengan
kehidupan sosial ekonominya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pemanfaatan
lahan oleh manusia harus disesuaikan dengan kondisi fisik lainnya, antara lain
jenis tanah, cuaca, ketersediaan air, kemiringan lereng, ataupun dengan kondisi
curah hujannya. Secara umum, pemusatan manusia atau penduduk menempati wilayah
yang mempunyai ciri fisik ideal, antara lain,
topografinya datar atau landai, mudah
memperoleh air tanah, kondisi udara sejuk, dan kondisi tanah yang subur. Akan
tetapi, kondisi ideal ini tidak tersebar merata di permukaan bumi ini. Oleh
karena itu, manusia dituntut mampu beradaptasi dan mengembangkan kemampuan
dirinya agar dapat mengurangi pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.
Berdasarkan pengaruh kondisi lingkungan fisiknya, aktivitas sosial ekonomi
manusia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu aktivitas manusia di daerah pantai,
di daerah dataran rendah, dan di daerah dataran tinggi atau pegunungan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Perubahan
karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana banjir
2. Perubahan
karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana tsunami
3. Perubahan
karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana gempa bumi
4. Perubahan
karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana longsor
5. Hubungan
antara kondisi fisik dan kondisi sosial.
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mengetahui karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana banjir.
2. Untuk
mengetahui karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana tsunami
3. Untuk
mengetahui karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana gempa bumi.
4. Untuk
mengetahui karakteristik fisik dan sosial lahan akibat bencana longsor
5. Mengetahui
hubungan antara kondisi fisik dan kondisi sosial
6. Untuk
memenuhi tugas tengah semester mata kuliah geografi bencana.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ANALISIS
PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK LAHAN DAN PERUBAHAN KARAKTERISTIK SECARA SOSIAL
AKIBAT BENCANA GEMPA, TSUNAMI, DAN BANJIR
1.
Analisis
Perubahan Karakteristik Lahan Akibat Bencana Banjir
Banyak
dampak yang menyebabkan kerusakan dan dapat merugikan banyak orang bila terkena
musibah banjir baik itu dampak perubahan fisik lahan maupun berdampak kepada
sosial lasyarakat. Oleh karena itu perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang
tinggal di pemukiman rawan banjir. Berikut dampak-dampak terhadap lingkungan
karena banjir :
·
Dampak Sosial





·
DAMPAK FISIK




2.
Analisis
Perubahan Karakteristik Lahan Akibat Bencana Tsunami
·
Perubahan
Karakteristik Fisik





·
Perubahan Karakteristik Sosial





3.
Analisis
perubahan karakteristik lahan akibat bencana gempa bumi
·
Perubahan
Karakteristik Fisik Lahan
Goncangan
gempa bisa sangat hebat dan dampak yang ditimbulkannya juga tidak kalah
dahsyat. Gempa merupakan salah satu fenomena alam yang menimbulkan bencana.
Dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkan, kejadian-kejadian yang mungkin
terjadi mengiringi peristiwa gempa bumi sebagai berikut.

Salah
satu akibat dari gempa bumi
adalah munculnya gelombang tsunami jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang
tsunami tersebut muncul jika di pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun
sehingga air laut surut sementara. Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang
sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke
daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang dilaluinya.Sebelum
tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti terjadi gerakan tanah,
getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari arah laut, biasanya juga
terdengar bunyi keras, tercium bau garam menyengat dan air laut terasa dingin.

Gambar 1 tsunami

Gempa
merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng
tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan bergoyangnya
permukaan bumi, maka bangunan-bangunan
seperti gedung sekolah, pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-rumah
penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.

Gambar 2 Kerusakan bangunan akibat
gempa

Dari
hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta diketahui bahwa
terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat gempa bumi
tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu longsoran tanah dan
mengakibatkan perubahan struktur tanah di daerah-daerah berlereng curam akibat
guncangan gempa. Struktur tanah seperti ini berbutir kasar dan dalam kondisi
kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa, tegangan pori udara dalam lapisan
tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah menurun hingga mencapai nilai
terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan sehingga mengakibatkan
runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu terjadi tanah longsor.

Gambar 3
perubahan topografi akibat gempa

Selain
tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga mengakibatkan keretakan
permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan tanah ikut bergerak ketika
lempeng tektonik di bawahnya saling berbenturan.keretakan tersebut dapat
merusak infrastuktur seperti jalan,rumah,bangunan,dan fasilitas lainnya.

Gambar 4 retakan permukaan bumi
akibat gempa

Pada
dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak
bertekanan, berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada
mata air kecil, relatif besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah
tanah. Kantong-kantong air tersebut secara rutin terisi oleh saluran primer,
sekunder, dan tersier berdasarkan struktur dan kestabilan tanah yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong air ini
patah sehingga terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser. Oleh
karena itu wajar jika setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur
kering, atau muncul mata air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau
munculnya mata air baru di tempat lain akibat patahan dan pergeseran
kantong-kantong air ini menunjukkan adanya perubahan tata air setelah guncangan
gempa.

Gambar 5 perubahan tata air tanah
karena gempa.

Tanah
longor lebih berdampak pada rusaknya daerah gempa yang bisa mengancam
keberadaan manusia maupun flora dan fauna yang ada di sekitarnya. Dengan adanya
longsor banyak korban yang meninggal tertimbun tanah longsoran tersebut, pohon
tumbang dan banyak hewan yang mati. Ini dapat membuat keadaan sosial di tempat
tersebut akan berubah, yang dulunya keluarganya masih utuh kini harus ada yang
hilang. Yang dulunya hewan ternak banyak kini tinggal sedikit dan yang dulunya
masih banyak pepohonan kini tinggal sedikit karena yang tersisa hanya hamparan
tanah saja.

Gambar 6 longsor yang diakibatkan gempa
·
Perubahan Karakteristik Sosial


Gambar
7 kegiatan masyarakat akibat gempa


Gambar 8 Gempa bumi mengakibatkan
pengangguran


Gambar
9 dampak psikologis masyarakat akibat gempa


Gambar 10 dampak perekonomin
karena gempa
B. HUBUNGAN
ANTARA KONDISI FISIK DAN SOSIAL DI INDONESIA
Pola
kehidupan manusia cenderung dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan setempat,
tidak terkecuali dengan kehidupan sosial ekonominya. Dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, pemanfaatan lahan oleh manusia harus disesuaikan dengan kondisi fisik
lainnya, antara lain jenis tanah, cuaca, ketersediaan air, kemiringan lereng,
ataupun dengan kondisi curah hujannya. Secara umum, pemusatan manusia atau
penduduk menempati wilayah yang mempunyai ciri fisik ideal, antara lain,
topografinya datar atau landai, mudah memperoleh air tanah, kondisi udara
sejuk, dan kondisi tanah yang subur. Akan tetapi, kondisi ideal ini tidak
tersebar merata di permukaan bumi ini. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu
beradaptasi dan mengembangkan kemampuan dirinya agar dapat mengurangi pengaruh
lingkungan yang kurang menguntungkan. Berdasarkan pengaruh kondisi lingkungan
fisiknya, aktivitas sosial ekonomi manusia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
aktivitas manusia di daerah pantai, di daerah dataran rendah, dan di daerah
dataran tinggi atau pegunungan.
1) Daerah Pantai
Kegiatan manusia
yang tinggal di daerah pantai erat kaitannya dengan kegiatan perikanan atau
kelautan, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
- Usaha-usaha
nelayan dalam menangkap ikan.
- Pembuatan
tambak-tambak untuk budidaya ikan dan udang, di daerah payau.
- Pembuatan
tambak-tambak untuk menghasilkan garam.
- Budidaya
mutiara dan rumput laut.
- Dalam
bidang pertanian, dilakukan budidaya perkebunan kelapa dan pengolahan
sawah pasang surut.
- Di beberapa
wilayah pantai, telah difungsikan sebagai objek wisata, sehingga membuka
peluang pengembangan sektor perdagangan dan jasa.
2)
Daerah Dataran Rendah
- Topografinya
yang relatif datar membuat kawasan ini layak untuk semua bentuk penggunaan
lahan, baik itu untuk pertanian, permukiman, industri, ataupun
bentuk-bentuk penggunaan lahan yang lain.
- Sebagai
lahan pertanian, daerah dataran rendah pada umumnya subur karena proses
sedimentasi. Jenis tanaman yang cocok, antara lain, padi, palawija,
kacang-kacangan, dan buah-buahan.
- Sebagai
lokasi permukiman, daerah ini dapat cepat mengalami perkembangan ke segala
arah.
- Dari segi
pembangunan sarana dan prasarana sosial, daerah dataran rendah lebih mudah
diusahakan. Hal ini dikarenakan reliefnya datar sehingga sedikit ditemui
barier alam serta kondisi tanah yang cukup stabil.
- Sehubungan
dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dataran rendah juga sangat cocok
digunakan sebagai kawasan industri.
3) Daerah Dataran Tinggi dan
Daerah Pegunungan
Kondisi iklim di dataran tinggi
dan pegunungan pada umumnya sedang hingga dingin. Hal ini sangat cocok untuk
kegiatan-kegiatan, berikut ini.
- Pertanian
dan perkebunan, terutama untuk padi, sayuran, teh, kopi, buah-buahan,
serta berbagai jenis bunga dan tanaman hias.
- Peternakan,
terutama sapi, hal ini dikarenakan ketersediaan rumput dan air yang pada
umumnya cukup melimpah.
- Sebagai
tujuan wisata, karena pada umumnya, daerah dataran tinggi dan daerah
pegunungan mempunyai pemandangan alam yang indah, seperti air terjun,
danau, dan agrowisata.
- Pada
lereng-lereng pegunungan, biasanya pemanfaatannya terbatas untuk areal
hutan lindung yang fungsinya telah dikembangkan lebih lanjut menjadi hutan
produksi ataupun hutan wisata.
Do you understand there is a 12 word sentence you can say to your partner... that will trigger intense feelings of love and impulsive attractiveness to you deep inside his heart?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, adore and look after you with his entire heart...
12 Words Who Trigger A Man's Love Instinct
This instinct is so hardwired into a man's genetics that it will make him try harder than before to make your relationship as strong as it can be.
Matter-of-fact, triggering this influential instinct is so binding to getting the best ever relationship with your man that as soon as you send your man one of the "Secret Signals"...
...You'll instantly find him open his heart and mind to you in such a way he haven't expressed before and he will distinguish you as the one and only woman in the world who has ever truly understood him.